Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 14 Juni 2021, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mengumumkan bahwa ada 184.942 peserta dinyatakan lulus seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), melalui UTBK-SBMPTN 2021. Jumlah pendaftar SBMPTN tahun ini mencapai 777.854 orang. Jadi, yang lulus adalah 23,78 persen dari jumlah pendaftar.
Hingga kini, PTN masih menjadi tujuan utama para lulusan SMA untuk melanjutkan studinya. Itu wajar. Disamping memiliki fasilitas memadai dan kualitas dosen yang baik, PTN masih dipersepsikan sebagai jalur utama meraih sukses kehidupan. Para mahasiswa baru di sebuah program studi PTN, misalnya, membuat yel-yel saat ospek, "Seapes-apesnya lulusan dari sini jadi Menteri."
Dengan reputasi akademiknya yang panjang, PTN akhirnya mendapat input mahasiswa-mahasiswa dengan kualitas intelektual di atas rata-rata. Karena itu, dengan segala kelebihan dan fasilitasnya, sebenarnya tanggung jawab PTN sangatlah berat dalam Pendidikan Tinggi di Indonesia.
Tanggung jawab PTN yang utama adalah mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana diamanahkan dalam UUD 1945 dan UU Pendidikan Tinggi, yakni: "melahirkan sarjana dan lulusan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, dan mandiri. Jadi, tujuan PTN bukan hanya melahirkan alumni yang bisa mencari makan dan menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan atau perusahaan.
Karena itu, sepatutnya materi tes masuk PTN yang terpenting adalah tes akhlak mulia. Tentu banyak cara untuk mengetes akhlak seseorang. Jangan sampai PTN menerima atau meluluskan mahasiswa dan sarjana-sarjana pembohong, penipu, pemalas, pendengki, sombong, dan serakah harta serta jabatan.
Semua itu memerlukan kesungguhan dalam mendidik. Untuk menanamkan akhlak mulia, para dosen harus bisa menjadi contoh, motivator, dan inspirator kehidupan bagi mahasiswanya, baik dalam keilmuan atau akhlak. Mungkinkah tugas itu bisa dilaksanakan oleh PTN? Jawabnya, bukan hanya bisa, tetapi itu keharusan, sebab merupakan amanah konstitusi.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/kuliah-di-perguruan-tinggi-negeri:-dulu-dan-kini