Alhamdulillah, pada hari Ahad 15 Desember 2019, beberapa santri PRISTAC PP ATTAQWA DEPOK, presentasi paper di International Islamic University Malaysia (IIUM) KUALA LUMPUR.
Empat makalah yang sempat dipresentasikan: (1) Pemuda Islam di Era Disrupsi: Tantangan, Peluang, Agenda (2) Konsep Kesetaraan Gender dalam Timbangan Adab (3) Belajar Sains Islam dari Imam Alghazali (4) Adab Berdakwah KH Ahmad Dahlan.
Para santri setingkat SMA ini harus presentasi di hadapan para mahasiswa Indonesia yang kuliah di Malaysia. Hadir juga Dr Alwi Alatas, dosen ilmu sejarah IIUM. Beliau adalah Direktur PRISTAC yang pertama.
Pada kesempatan itu, saya juga berkesempatan menyampaikan paparan tentang Peluang Pendidikan Islam di era disrupsi, khususnya di era Mendikbud Nadiem Makarim.
Tentang PRISTAC, saya jelaskan, bahwa ketika anak masuk usia 15 tahun, maka mereka sudah dewasa. Sebab, mereka sudah akil baligh, sudah mukallaf. Maka mereka harus dididik sebagai orang dewasa, bukan sebagai anak-anak.
Mereka harus paham aqidah Islam dgn baik, termasuk paham-paham yang bisa merusak aqidah, seperti pluralisme agama, sekulerisme, liberalisme, dll.
Di zaman sekarang, untuk menyelamatkan aqidah dan akhlak mulia, bukan hal mudah. Ini bukan kerja sambilan atau asal-asalan; harus jadi prioritas pendidikan.
Hari ini para santri PRISTAC melanjutkan RIHLAH ILMIAH ke Singapura. Mohon doanya, semoga mereka mendapat ilmu yang bermanfaat. (***)
Adian Husaini, Kuala Lumpur