Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
“Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 141).
*****
Lahir pada 17 juli 1908, ketokohan dan keteladanan Mohammad Natsir (1908-1993) telah menginspirasi jutaan orang. Pak Natsir – begitu ia biasa dipanggil para murid, sahabat, dan pengagumnya – bagai mata air keteladanan yang terus mengalirkan butiran-butiran hikmah. Atas jasa besarnya kepada negara, Pak Natsir dianugerahi gelar Pahlawan Nasional tahun 1908, oleh pemerintah RI.
Berikut ini sejumlah kepeloporan dan keteladanan Pak Natsir dalam berbagai bidang, terutama bidang politik, pendidikan, dan dakwah:
(1) Bidang politik. Sebagai tokoh politik dan pemimpin Partai Islam Masyumi, Mohammad Natsir telah menunjukkan keteladanannya dalam berpolitik, berbangsa, dan bernegara. Sebagai pemimpin partai Islam, Natsir menyampaikan gagasan-gagasannya secara jelas dan fair. Tujuan Masyumi untuk menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara ditulis dan disampaikannya secara jelas, ilmiah, dan terbuka. Namun, ia tetap berpegang pada asas konstitusional.
Ketika dibuka pintu memperjuangkan aspirasi ideologis di Majelis Konstituante, tahun 1957, Natsir berpidato tentang keunggulan Islam sebagai dasar negara, dibandingkan dengan sekulerisme. Natsir menyatakan, bahwa Indonesia hanya ada dua pilihan: memilih jalan agama atau jalan sekulerisme (la diniyyah).
Ketika Dekrit Presiden 1959 dikeluarkan Presiden Soekarno, Mohammad Natsir dan Partai Masyumi pun menerimanya. Namun, tahun 1960, Masyumi dibubarkan Bung Karno. Natsir dan Masyumi terus berusaha menghidupkan Partai Masyumi, sampai masa Orde Baru. Setelah Masyumi tertutup peluangnya untuk dihidupkan oleh Rezim Orde Baru, Natsir pun tak habis akal perjuangan. Tahun 1967 Natsir mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Ungkapannya yang terkenal: ”Dulu kita berdakwah dengan politik, dan sekarang kit aberpolitik dengan dakwah!”
Lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/112-tahun-mohammad-natsir:--mata-air-keteladanan