25 TAHUN REFORMASI, SAATNYA BERPIKIR DAN INTROSPEKSI

25 TAHUN REFORMASI, SAATNYA BERPIKIR DAN INTROSPEKSI

Artikel ke-1.521

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Mei 2023 ini, Reformasi Indonesia genap berusia 25 tahun. Rezim Orde Baru yang berumur 32 tahun, akhirnya runtuh, digantikan degan Orde Reformasi. Presiden Soeharto turun, digantikan BJ Habibie. Yang kemudian sangat menonjol adalah kebebasan dalam berbagai bidang kehidupan.

            Situs voaindonesia.com mencatat, bahwa selama 25 tahun ini, banyak perubahan dan kemajuan yang dicapai hingga saat ini, tapi tidak sedikit pula yang jauh dari harapan. Para aktivis berharap semua pihak turut mengawal jalannya reformasi agar tidak melenceng atau bahkan dianggap gagal.

            “Perjalanan reformasi di Tanah Air telah melalui masa 25 tahun sejak tercetus pada 1998, setelah rezim pemerintahan Presiden Soeharto kandas. Namun, aktivis mahasiswa 98 asal Surabaya, Ermawan Wibisono, mengatakan reformasi di Indonesia masih belum menunjukkan tanda keberhasilan atau sesuai tuntutan awal reformasi, karena tidak adanya konsep yang jelas. Hal ini dibuktikan dengan masih maraknya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme di lembaga negara, lemahnya penegakan hukum, serta munculnya oligarki pemerintahan di daerah setelah lahirnya pilkada,” begitu disimpulkan.

            Di sisi lain, Ermawan juga menyebut angin segar reformasi juga telah dirasakan dampak positifnya oleh masyarakat, yaitu bebas berpendapat, berserikat dan berkumpul, serta melahirkan lembaga-lembaga atau badan negara yang menguatkan sistem hukum dan demokrasi di Indonesia.

            “Kalau gagal sih tidak seratus persen, tapi masih ada sisi-sisi positif yang bisa kita ambil untuk bisa masyarakat ini memanfaatkan untuk mengawasi dan mengontrol jalannya pemerintahan. Sekecil apapun baik kepala desa, wali kota, bupati, kita bisa memanfaatkan saluran-saluran itu,” katanya.

            Aktivis mahasiswa 98 asal Bandung, Yodhisman Surata, menyebut ada banyak pencapaian bangsa Indonesia pasca 25 tahun reformasi, yang memungkinkan rakyat menjadi pemimpin dan mewujudkan kesejahteraan yang diharapkan. Namun, Yodhisman juga menyoroti ada banyak tuntutan reformasi yang tidak terlaksana, terlebih berkaitan dengan komitmen para pemimpin serta elemen masyarakat yang seharusnya mengawal dan menjalankan agenda reformasi untuk kebaikan seluruh rakyat.

            “Ini fase terakhir, kalau lewat ini, kita menunggu siklus 25 tahun lagi mungkin kita sudah di bawah tanah. Makanya saya dan teman-teman mendorong, ayo kita ingatkan terus masyarakat. Kalaupun tidak kita yang menikmati, pasti generasi di bawah kita. Dan kita tidak berharap generasi di bawah kita tidak sesulit kita hidupnya,” lanjut Yodhisman. (https://www.voaindonesia.com/a/tahun-reformasi-belum-semua-tuntutan-terpenuhi/7011978.html).

*****

            Apa pun komentar para aktivis 1998 tentang reformasi yang sudah berusia 25 tahun ini, yang pasti adalah kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia belum seperti yang diharapkan oleh para pendiri bangsa, dan juga pelopor gerakan reformasi. Sebut saja, masalah korupsi yang masih sangat memprihatinkan. Padahal, isu utama penggulingan rezim Orde Baru adalah masalah korupsi. Karena itulah, KPK lahir. Tujuannya agar korupsi bisa diberantas sampai ke akar-akarnya.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/25-tahun-reformasi,-saatnya-berpikir-dan-introspeksi

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait