92 TAHUN PROF. AL-ATTAS: TERUS MENANAMKAN RASA PERCAYA DIRI DI HATI UMAT

92 TAHUN PROF. AL-ATTAS:  TERUS MENANAMKAN RASA PERCAYA DIRI DI HATI UMAT

 

Artikel Terbaru (ke-1.644)

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Pada 5 September 2021, Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas genap berusia 92 tahun. Lahir di Bogor, 5 September 1931, Syed Naquib al-Attas sempat

mengenyam pendidikan di Bogor dan Sukabumi. Ia sempat hidup bersama kakeknya, yaitu Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas, yang dikenal luas sebagai Habib Kramat Empang Bogor.

            Ketika saya berkesempatan mengunjungi beliau di kediamannya, Oktober 2022, Prof. al-Attas sangat bersemangat bercerita tentang masa kecilnya di Sukabumi. Beliau masih ingat nama-nama pedagang keliling – pedagang sayur dan gado-gado – yang secara sering melewati kediamannya.

            Kini, diusianya yang ke-92, Prof. Naquib al-Attas masih terus berpikir dan menulis. Peluncuran bukunya, Islam: The Covenants Fulfilled,  di Kuala Lumpur, Juli 2023 lalu, mendapatkan perhatian luas dan dihadiri ribuan orang dari berbagai negara. Kualitas keilmuan dan pencapaian akademik formalnya telah tersohor.

            Tetapi, ada yang istimewa pada Syed Naquib al-Attas. Beliau bukan ilmuwan akademisi biasa. Tulisan-tulisan dan ceramah-ceramahnya memiliki semangat dan hujjah yang kuat dalam menanamkan rasa percaya diri kepada diri muslim dan umat Islam. Umat Islam jangan punya mental rendah diri dan kemudian membebek kepada peradaban yang dianggap hebat, tetapi telah menimbulkan kerusakan besar terhadap umat manusia.

Karena itulah, Prof. al-Attas memberikan kajian dan kritik yang mendalam terhadap peradaban Barat dan sekularisme. Bukunya yang berjudul ”Islam and Secularism” telah menjadi buku klasik yang telah diterjemahkan dalam puluhan bahasa. Buku ini kini dijadikan sebagai buku wajib yang harus dibaca secara tuntas oleh para santri tingkat SMA di Pesantren At-Taqwa Depok.

Kritik Prod. al-Attas yang mendasar dan tajam terhadap hakekat peradaban Barat dan sekularisme kemudian diabadikan oleh sebuah sebuah Foundation di Australia,  The Cranlana Program,  dalam dua volume buku berjudul Powerful Ideas: Perspectives on the Good Society (2002).

Buku ini menghimpun gagasan pemikir-pemikir besar dalam sejarah umat manusia, seperti Plato (428-348 SM), Aristotle (384-322 SM), Confucius (551-479 SM), John Locke (1632-1704), Jean-Jacques Rousseau (1712-1778), Adam Smith (1723-1790), Immanuel Kant (1724-1804), Karl Marx (1818-1883), Frederick Engels (1820-1895), Amartya Sen (1933-), Nelson Mandela (1918-), Marthin Luther King Jr. (1929-1969), Edward Said (1935-2003), Syed Naquib al-Attas (1931-), Jean-Paul Sartre (1905-1980), dan sebagainya.

Setelah menjalani pendidikan dasar di Sukabumi dan Johor Baru, beliau menempuh pendidikan di The Royal Military Academy, Sandhurst, England, lalu ke University of Malaya, Singapura. Gelar master diraihnya di McGill University, Montreal, Canada, dan PhD di University of London, London, Inggris, dengan konsentrasi bidang ‘Islamic philosophy’, ‘theology’ dan ‘metaphysics’.

Lanjut baca,

92 TAHUN PROF. AL-ATTAS: TERUS MENANAMKAN RASA PERCAYA DIRI DI HATI UMAT (adianhusaini.id)

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait