BEGINILAH CARA ORIENTALIS MERUSAK ISLAM MELALUI PENULISAN SEJARAH

BEGINILAH CARA ORIENTALIS MERUSAK ISLAM  MELALUI PENULISAN SEJARAH

 

 Oleh: Dr. Susiyanto

(Peneliti Manuskrip Jawa)

 

Pemahaman terhadap masa lalu sangatlah penting untuk merumuskan masa depan. Karena itu, jika ingin merusak masa depan Islam dan bangsa Indonesia, rusaklah sejarahnya. Serat Darmogandul adalah contoh sebuah rekayasa sejarah yang memberikan pemahaman negatif terhadap Islam, kususnya terhadap Wali Songo dan Raja Muslim pertama di Tanah Jawa, yaitu Raden Patah.

Serat Darmagandul terutama berisi seputar sejarah  keruntuhan Majapahit. Darmagandul menggambarkan, Majapahit runtuh akibat serangan Kerajaan Demak, pimpinan Raden Patah.  Ia digambarkan sebagai anak durhaka yang tega memberontak kepada ayahnya, Prabu Brawijaya. Wali Songo digambarkan sebagai manusia-manusia jahat yang tidak tahu balas budi, sehingga diplesetkan sebagai “walikan” (kebalikan).

Buku yang tidak jelas penulisnya ini dipenuhi dengan berbagai ejekan terhadap Islam.  Ironisnya, buku ini dijadikan rujukan dalam penulisan sejarah di Indonesia. Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia II, misalnya, Darmagandul dimasukkan sebagai kronik atau sumber tradisi (Poesponegoro dan Notosusanto, 1992:450).

            Hasil kajian saya terhadap Serat Darmogandul menunjukkan, bahwa penerbitan Serat Darmagandul sebagai referensi sejarah ternyata tidak lepas dari proyek orientalisme Belanda. Darmagandul ditulis pada Sabtu Legi 23 Ruwah 1830 Jawa (Darmagandul (a), 1959:4) atau tepat 16 Desember 1900 M. Identitas pengarangnya masih misterius, meski sejumlah penulis telah berusaha merumuskan sejumlah teori.

Misalnya, M.H. Soewarno menulis bahwa pengarang Darmagandul adalah Ranggawarsita, pujangga Keraton Surakarta (1985:10, 92). Teori ini mudah terbantah, sebab Ranggawarsita telah wafat pada 24 Desember 1873 M (Samidi Khalim,2008: 95; Anjar Any,1980:78). Philip Van Akheren, akademisi Belanda, menyatakan pengarangnya adalah seorang Kristen bernama Ngabdullah Tunggul Wulung (Hasanu Simon,2008:464) atau dikenal dengan nama baptis Ibrahim.

Teori ini menjelaskan adanya pengaruh Kristen dalam Serat Darmagandul namun belum sepenuhnya bisa dianggap akurat. Tunggul Wulung dikenal cukup menghormati Islam. Dia memiliki keyakinan bahwa “Muhammad dihormati dalam Injil” (Guillot,1985:45; Yoder,1977:34-41). Sedangkan Darmagandul justru menampilkan kesan melecehkan Islam, termasuk Nabi Muhammad.

            Sebagai referensi karya ilmiah, kitab ini memiliki problem. Identitas penulisnya yang tidak jelas akan berpengaruh terhadap kesahihan sumber dan otoritas pengarangnya. Dapat diketahui bahwa hampir seluruh isi Serat Darmagandul merupakan bentuk turunan dari cerita babad yang telah ada sebelumnya.

Kitab yang dimaksud adalah Serat Babad Kadhiri yang ditulis pada tahun 1832 M oleh M.Ng. Poerbawidjaja dan M.Ng. Mangoenwidjaja. G.W.J. Drewes, seorang orientalis Belanda, mengungkapkan bahwa Babad Kadhiri menyediakan tema utama dan ide bagi penulisan Serat Darmagandul (Drewes, 1966: 327). 

Hampir seluruh cerita yang ada dalam Babad Kadhiri dapat dijumpai dalam Serat Darmagandul. Demikian juga tokoh cerita seperti Buto Locaya, Kyai Combre, Sabdo Palon, Raden Patah, Sunan Benang, dan lain sebagainya. Tokoh Ki Darmagandul dalam Serat Darmagandul kuat dugaan diinspirasi oleh tokoh Ki Darmakanda dari Serat Babad  Kadhiri.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/beginilah-cara-orientalis-merusak-islam--melalui-penulisan-sejarah

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait