BELAJAR ISLAM UNTUK MERUSAK ISLAM

BELAJAR ISLAM UNTUK MERUSAK ISLAM

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Sejak Perang Salib bermula (tahun 1095 M), ada sebagian tokoh Kristen yang menilai Perang Salib merupakan cara yang tidak tepat untuk menaklukkan kaum Muslim. Salah satu tokoh terkenal adalah Peter The Venerable atau Petrus Venerabilis (1094-1156 M). Peter adalah tokoh misionaris Kristen pertama di dunia Islam, yang merancang bagaimana menaklukkan umat Islam dengan pemikiran, bukan dengan senjata. Ketika itu, ia seorang kepala Biara Cluny, Perancis – sebuah biara yang sangat berpengaruh di Eropa Abad Pertengahan.

            Sekitar tahun 1141-1142, Peter mengunjungi Toledo, Spanyol. Di situ ia menghimpun sejumlah cendekiawan untuk menerjemahkan karya-karya kaum Muslim ke dalam bahasa Latin. Terjemahan itu akan digunakan sebagai bahan untuk misionaris Kristen terhadap dunia Islam.

Salah satu sukses usaha Peter adalah terjemahan al-Quran dalam bahasa Latin oleh Robert of Ketton (selesai tahun 1143), yang diberi judul “Liber Legis Saracenorum quem Alcorant Vocant” (Kitab Hukum Islam yang disebut al-Quran). Inilah terjemahan pertama al-Quran dalam bahasa Latin, yang selama beratus-ratus tahun menjadi rujukan kaum Kristen di Eropa dalam melihat Islam. Barulah pada tahun 1698, Ludovico Maracci, melakukan kritik terhadap terjemahan Robert of Ketton dan menerjemahkan al-Quran sekali lagi ke dalam bahasa Latin dengan judul “Alcorani Textus Receptus”.

            Menurut Peter Venerabilis, pengkajian Islam (Islamic Studies) perlu dilakukan oleh kaum Kristen, agar mereka dapat “membaptis pemikiran kaum Muslimin”. Jadi, kaum Muslim bukan saja perlu dikalahkan dengan ekspedisi militer, melainkan juga harus dikalahkan dalam pemikiran mereka.

Di tengah berkecamuknya Perang Salib, Peter membuat pernyataan: “… aku menyerangmu, bukan sebagaimana sebagian dari kami [orang-orang Kristen] sering melakukan, dengan senjata, tetapi dengan kata-kata, bukan dengan kekuatan, namun dengan pikiran; bukan dengan kebencian, namun dengan cinta…” (But I attack you not, as some of us [Christians] often do, by arms, but by words; not by force, but by reason; not in hatred, but in love…).

Lanjut Baca, http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/belajar-islam-untuk-merusak-islam

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar