Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Kamis, 23 Juni 2011, republikaonline memuat satu berita berjudul: “Bahasa Indonesia tak Akomodasi Umat Islam”. Berita itu masih sangat penting kita simak dan renungkan. Begini berita lengkapnya:
//Bahasa Indonesia yang sebagiannya mengambil dari bahasa lain, dituding tidak mengakomodasi kepentingan umat Islam. Hal itu disampaikan oleh pakar bahasa dari Universitas Mataram, NTB, Prof. Mahsun, saat diskusi panel tentang Problematika Terjemah Alquran, yang diselenggarakan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA) Balitbang dan Diklat Kementerian Agama, pada Rabu (22/6/2011) di Mataram.
Menurut Mahsun, penggunaan transliterasi bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia cenderung bersifat politis. “Banyak kosakata yang diambil dari bahasa Arab, khususnya istilah dalam Alquran yang men jadi kitab suci umat Islam, sering ditulis dengan transliterasi yang membingungkan,” ujarnya.
Mahsun mencontohkan beberapa istilah ibadah umat Islam, seperti shalat ditulis menjadi salat. Kemudian Zhuhur dengan Zuhur, qalbu jadi kalbu, shalawat jadi selawat, Ramadhan jadi Ramadan, serta wassalam jadi wasalam. “Ini yang membuat banyak orang jadi keliru dalam menggunakannya,” ujarnya.
Apalagi, jelas Mahsun, setiap kata itu telah memiliki makna dari arti yang sesungguhnya. Seperti di ketahui, Ramadhan (pakai ‘h’) maknanya adalah membakar. Sedangkan ramadan (tanpa ‘h’) maknanya adalah orang yang sakit mata. Karena itu, Mahsun meminta adanya perbaikan orang-orang yang berada di Badan Pengembangan dan Perlindungan Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).
Pakar hadis yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH Ali Mustafa Yakub juga mengkritik persoalan penggunaan transliterasi huruf Hijaiyah ke dalam huruf Latin, membuat maknanya berbeda. “Misalnya antara ni’mah (pakai ‘ain) dengan niqmah yang ditulis dengan nikmat. Ini jelas merusak kaidah dan tata bahasa Arab dan jadinya mengganggu keyakinan Islam,” ujar Kiai Ali Mustafa Yakub. Hal yang sama juga disampai kan Dr Hj Faizah Ali Syibromalisi MA dari Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.
Lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/benarkah-bahasa-indonesia--tak-akomodasi-umat-islam