Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada awal Juli 2021, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengecam serentetan vandalisme dan pembakaran gereja-gereja Katolik di Kanada. Menurut laporan https://international.sindonews.com, Kepolisian Kanada mengatakan 10 gereja dirusak pada 1 Juli 2021. Pihak berwenang percaya perusakan gereja Katolik itu merupakan hasil dari penemuan kuburan tak bertanda di sekolah-sekolah asrama karena gereja-gereja mengalami kerusakan dengan cat merah dan oranye. Oranye dikaitkan dengan bekas sekolah asrama.
Selain itu beberapa gereja dipasang nomor 215. Itu adalah jumlah kuburan tak bertanda yang ditemukan di bekas sekolah asrama Kamloops, British Columbia pada akhir Mei 2021.
Empat gereja Katolik dibakar dalam seminggu terakhir dan semuanya berada di tanah First Nations.
PM Trudeau mengatakan meskipun dapat dimengerti bahwa orang-orang merasa ngeri dengan temuan 1.148 kuburan anak-anak First Nations yang tidak bertanda di tiga bekas sekolah perumahan, bukan berarti bisa dibenarkan untuk tindakan destruktif. Sebagian besar tetapi tidak semua vandalisme menargetkan gereja-gereja Katolik, yang menguasai sekitar 60% dari 139 sekolah asrama di Kanada.
Sebelumnya, Justin Trudeau berharap Paus Fransiskus akan mengunjungi Kanada dan meminta maaf atas peran Gereja Katolik Roma dalam sekolah asimilasi paksa saat bertemu para pemimpin adat. Ribuan makam anak suku adat ditemukan di dekat sekolah-sekolah asimilasi yang dikelola gereja.
Dalam beberapa pekan terakhir, komunitas Bangsa Pertama Kanada telah menemukan ratusan kuburan tak bertanda di lokasi bekas sekolah asrama, dimana anak-anak pribumi dikirim secara paksa untuk diasimilasi ke dalam masyarakat Kanada Eropa.
"Saya pikir ini adalah berita bagus, bahwa akan ada pertemuan para pemimpin adat dengan Paus Fransiskus," kata Trudeau dalam sebuah pernyataan. "Saya sangat berharap bahwa kali ini akan membawa Paus datang ke tanah Kanada dan meminta maaf secara langsung atas tanggung jawab yang dimiliki Gereja Katolik, ini bagian dari sejarah kami,”sambungnya.
Beberapa jam sebelum Trudeau berbicara, Lower Kootenay Band mengumumkan bahwa mereka telah menemukan 182 kuburan tidak bertanda di lokasi bekas Sekolah Misi St. Eugene di Cranbrook, British Columbia.
Paus Fransiskus sebelumnya mengatakan bahwa dia sedih dengan temuan kerangka anak-anak pribumi, tetapi belum mengeluarkan permintaan maaf resmi atas nama Vatikan. Menurut laporan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada 2015, sekitar 150 ribu anak-anak aborigin diasimilasi secara paksa melalui sekolah-sekolah perumahan dari tahun 1883 hingga 1998, sebuah proses yang disamakan dengan "genosida budaya".
Laporan tersebut menemukan bahwa sekitar 3.200 anak meninggal di sekolah-sekolah, dengan jumlah kematian terbesar terjadi sebelum tahun 1940. Sekolah juga memiliki tingkat tuberkulosis dan insiden kesehatan lainnya yang tinggi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dengan tingkat kematian tetap tinggi hingga tahun 1950-an
Kuburan massal berisi tulang-belulang 215 anak telah ditemukan di bekas sekolah asrama yang didirikan untuk mengasimilasi masyarakat pribumi di Kanada. Anak-anak tersebut adalah pelajar di Kamloops Indian Residential School di British Columbia yang ditutup pada 1978.
Penemuan itu diumumkan pada Kamis (27/5), dan PM Justin Trudeau mengatakan, “Itu adalah pengingat yang menyakitkan dari babak sejarah negara kita yang memalukan."
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/gereja-dirusak,-paus-diharap-meminta-maaf