Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Kasus pembakaran dan perusakan sejumlah Gereja Katolik di Kanada pada awal Juli 2021, patut kita jadikan sebagai bahan pelajaran. Baik sebagai umat Islam, maupun sebagai bangsa Indonesia. Kesalahan tokoh-tokoh agama di masa lalu dapat membawa dampak buruk dengan semakin menjauhnya masyarakat dari tuntunan agama.
Ketika para tokoh agama tidak mampu menyelaraskan antara ucapan dan perilakunya, maka masyarakat akan semakin tidak percaya, bahkan bisa alergi terhadap agama. Jika orang-orang yang sudah terlanjur diberi gelar -- atau memberi gelar untuk dirinya sendiri – sebagai "ulama", atau "tokoh agama" tidak dapat mempertanggungjawabkan amal perbuatannya, maka bukan tidak mungkin, umat akan hilang kepercayaannya kepada para ulama. Mereka akan semakin jauh dari ulama dan lebih memuja para penghibur.
Mungkin ulama atau tokoh agama itu bisa bertahan pada posisinya, karena umatnya pun khawatir akan kehancuran kelompoknya. Tapi, masyarakat akan semakin tidak percaya, dan memandang rendah para ulama. Sebab, mereka paham, bahwa ulama tertentu sudah bisa dibeli dan dipandang rendah martabatnya.
Kasus yang menimpa sejumlah gereja Katolik di Kanada itu dapat juga menimpa agama mana saja. Jika tokoh-tokoh partai politik Islam, misalnya, tidak dapat memegang amanah -- sibuk mengeruk keuntungan pribadi dan kelompoknya, tak henti-hentinya mempertontonkan konflik dan pertikaian -- maka bukan tidak mungkin, umat akan lari dari mereka dan partai mereka.
Jika para pimpinan Lembaga Pendidikan tidak dapat memegang amanah, para ulama sibuk mengejar keuntungan duniawi, dan sebagainya, maka umat juga akan lari dari mereka. Jika orang-orang yang dianggap mengerti agama tidak mampu menjadi teladan bagi masyarakat, tentu saja sulit dibayangkan masyarakat umum akan sudi mengikuti mereka.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/pelajaran-dari-kasus-gereja-katolik-di-kanada