GODAAN WEALTH, POWER, DAN POPULARITY

GODAAN WEALTH, POWER, DAN POPULARITY

 

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Raja Ali Haji, dalam Gurindam 12, mengingatkan kita: “Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang terperdaya. Barangsiapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia itu mudharat!”

            Peringatan Raja Ali Haji itu penting direnungkan. Kenali hakikat dunia, maka, kita tidak akan terperdaya. Manusia modern kini memuja tiga hal: wealth (kekayaan), power (kekuasaan), dan popularity (popularitas).

            Kamus The Oxford English Dictionary (1963) mendefinisikan bahagia (”happiness”)  sebagai: ”Good fortune or luck in life or in particular affair; success, prosperity.”  

Jadi, dalam perspektif  sekuler, kebahagiaan adalah sesuatu yang ada di luar manusia, dan bersifat temporal-kondisional. Jika dia sedang berjaya, meraih sesuatu yang diinginkannya, maka di situ ada kebahagiaan. Jika ia sedang jatuh, maka hilanglah kebahagiaannya. Tatkala berhasil marih kuasa, ia senang.  Saat kuasanya hilang, ia resah.

Ia tidak memahami, bahwa kekuasaan adalah anugerah Allah; amanah Allah. Menurutnya, kuasa yang ia raih adalah hasil usahanya semata; karena kehebatannya dalam menyusun tim sukses pemenangan dirinya.

Bisa juga seorang ilmuwan sekuler merasa bahwa ilmu dan prestasi akademik yang berhasil diraihnya, adalah semata-mata hasil usaha dan kecerdasan yang dimilikinya. Ia menjadi bangga. Ia lupa atau tidak tahu bahwa ilmu yang diraihnya adalah karunia Allah SWT. Sebab kecerdasan dan pancaindera serta akal yang dimilikinya adalah anugerah Allah SWT. Jika Allah tidak mengizinkan suatu ilmu itu sampai padanya, maka pastilah ilmu itu tidak akan pernah dimilikinya. Dalam al-Quran surat al-‘Alaq disebutkan: ‘Allamal insaana maa lam ya’lam.” Allah mengajarkan kepada manusia, apa-apa yang tidak diketahuinya. Lanjut BACA,

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/godaan-wealth,-power,-dan-popularity

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar