Artikel Terbaru (ke-1.568) 20 Juni 2023
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Tanpa sengaja, di sejumlah media sosial, terbaca beberapa ucapan selamat dari lembaga pendidikan Islam atau perseorangan terhadap santri-santri yang diterima kuliah Kedokteran. Tapi, saya belum membaca ucapan selamat dari pesatrennya kepada santri yang kuliah guru atau kuliah dakwah di Perguruan Tinggi Islam. Mungkin itu ada, tapi saya belum membaca.
Tentu saja, diterima atau bisa kuliah di Fakultas Kedokteran adalah nikmat yang patut disyukuri. Menjadi dokter itu baik. Tapi, itu juga tergantung niatnya. Untuk apa ia menjadi dokter. Kedua, tergantung kepada adabnya kepada ilmu. Bagaimana ia menempatkan ilmu kedokteran secara adil, dalam kaitan dengan ilmu aqidah, syariah, dakwah, akhlak, dan sebagainya.
Seorang dokter muslim berkewajiban melaksanakan dakwah. Bahkan, sebagaimana dicontohkan oleh Luqman al-Hakim, sedini mungkin anak-anak dididik jiwa dan semangat dakwahnya: “Wahai anakku, dirikanlah shalat, dan laksanakan amar ma’ruf nahi munkar…” (QS Luqman: 17).
Jadi, setiap muslim wajib berdakwah. “Jika seorang diantara kamu melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan tangan; jika tidak mampu ubahlah dengan lisan; jika tidak mampu, maka dengan hati. Itulah selemah-lemah iman,” begitu perintah Nabi kita, Rasulullah saw.
Menjadi dai adalah tugas utama setiap muslim. Para dai itu sejatinya adalah guru. Dalam berdakwah, wajib menggunakan cara-cara benar dan bijak, sebagaimana disebutkan dalam al-Qurat Surah an-Nahl ayat 125. Yakni, dengan “hikmah, mauidhah hasanah, dan mujadalah bil-latiy hiya ahsan.”
Berdakwah tidak boleh asal-asalan. QS al-Shaff ayat 4 mensyaratkan, perjuangan harus dilakukan secara harmonis dan terorganisir dengan rapi. Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi, laksana satu bangunan yang kokoh. Dalam perjuangan tidak boleh egois dan mau menonjol sendiri, tanpa peduli dengan langkah-langkah dakwah yang dikerjakan muslim lainnya.
Sebagai muslim yang – biasanya tergolong cerdas – dokter muslim juga wajib berdakwah secara bijak dan cerdas. Jadilah dokter muslim yang profesional, berakhlak mulia, zuhud, dan pejuang! Mengobati dan menolong orang dengan adil, itu amal yang mulia. Bahwa, setelah itu ia mendapat honor besar, itu rejeki yang patut disyukuri, dan wajib digunakan untuk kebaikan.
Jadi, seorang dokter muslim, sejatinya adalah guru dan juga dai. Mengobati orang bisa menjadi jalan dakwah yang sangat strategis untuk menarik simpati orang agar tergerak menjadi manusia yang lebih baik. Sangat ideal, jika seorang dokter muslim juga seorang yang faqih dalam ilmu-ilmu agama (ulumuddin), seperti dr. Zakir Naek dan banyak dokter lain.
Lanjut baca,
GURU ITU JUGA DOKTER, DOKTER ITU JUGA GURU (adianhusaini.id)