HATI-HATI BELAJAR SEJARAH YANG MEMBUAT ANAK TIDAK BANGGA DENGAN ISLAM, ULAMA, DAN NKRI

HATI-HATI BELAJAR SEJARAH  YANG MEMBUAT ANAK TIDAK BANGGA  DENGAN ISLAM, ULAMA, DAN NKRI

 

 Artikel Terbaru (ke-1.566) 18 Juni 2023

Oleh: Dr. Adian Husaini

 

            Sebuah buku Sejarah untuk SMA Kelas XI,  menulis: “Bahkan Kerajaan Majapahit dapat disebut sebagai kerajaan nasional setelah Kerajaan Sriwijaya. Selama hidupnya, Patih Gajah Mada menjalankan politik persatuan Nusantara.  Cita-citanya dijalankan dengan begitu tegas, sehingga menimbulkan Peristiwa Sunda yang terjadi tahun 1351 M.”  (hal. 48).

            Tentang keruntuhan Kerajaan Majapahit, ditulis dalam buku pelajaran ini: “Suatu tradisi lisan yang terkenal di Pulau Jawa menyatakan bahwa Kerajaan Majapahit  hancur akibat serangan dari pasukan-pasukan Islam di bawah pimpinan Raden Patah (Demak).”  (hal. 49).

*****

            Cobalah renungkan dengan serius, pemikiran macam apa yang ingin disampaikan dengan paparan sejarah semacam ini kepada siswa atau santri yang belajar sejarah melalui buku seperti itu?  Bisa diduga, yang ingin digambarkan adalah, bahwa di masa lalu,  Indonesia pernah mencapai kejayaan, pernah bersatu, pernah hebat, ketika berada di bawah Kerajaraan Majapahit. Lalu, datanglah Islam, dengan tokohnya Raden Patah, menyerbu Majapahit dan meruntuhkan Majapahit! 

Jadi, Islam dipersepsikan bukan sebagai faktor pemersatu bangsa, tetapi Islam datang untuk menghancurkan persatuan yang telah diperjuangkan oleh Gajah Mada.  Karena itu, Raden Patah digambarkan sebagai penghancur prestasi Gajah Mada yang berhasil menyatukan Nusantara! Wallahu a’lam bil-shawab.

            Maka, cobalah tanyakan kepada siswa, santri,  atau anak-anak kita, apakah mereka lebih kenal dan kagum pada Gajah Mada atau Raden Patah?  Raden Patah adalah anak Raja Majapahit, murid Sunan Ampel, yang kemudian menyebarkan Islam di daerah Demak, hingga berhasil mendirikan Kerajaan Islam pertama di Tanah Jawa.

Nah, kemudian dalam cerita di buku pelajaran SMA yang tidak jelas sumbernya itu, Raden Patah digambarkan sebagai seorang muslim yang memimpin pasukan Islam dalam penyerbuan ke Majapahit, lalu menghancurkan Kerajaan yang disebut Kerajaan Nasional itu!

Yang disebut “tradisi lisan” terkenal di Jawa yang memberitakan tentang keruntuhan Majapahit akibat diserang Raden Patah kemungkinan besar adalah Serat Darmogandul. Dalam Serat Darmogandul disebutkan, bahwa dalam menyerang Mojopahit Raden Patah melakukan konspirasi dengan para wali. Selama ini, Darmogandul juga sudah dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam penulisan buku Sejarah Nasional Indonesia.

Misalnya, buku karya Marwati D. Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto yang berjudul Sejarah Nasional Indonesia II, (Balai Pustaka, Jakarta, 1992) menulis seputar keruntuhan Majapahit: “.... Bagaimana proses penaklukan Majapahit oleh Demak dan bagaimana nasib para penguasa Majapahit sesudah penaklukan itu tidak diketahui secara pasti. Sumber-sumber tradisi seperti Babad Tanah Jawi, Serat Kanda, dan Serat Darmagandul hanya dengan samar-samar memberikan gambaran kepada kita tentang bagaimana berlangsungnya penaklukan Majapahit oleh Demak.”

Lanjut baca,

HATI-HATI BELAJAR SEJARAH YANG MEMBUAT ANAK TIDAK BANGGA DENGAN ISLAM, ULAMA, DAN NKRI (adianhusaini.id)

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait