Artikel Terbaru (ke-1.651)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 11 September 2023, sebuah media online menulis berita dengan judul mencolok: “Demo Tolak Pengembangan Kawasan Rempang Rusuh, Jenderal Polisi Terluka, Kaca Kantor Pecah.”
Disebutkan bahwa demo penolakan pengembangan kawasan Pulau Rempang di depan Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, berlangsung ricuh, Senin (11/9/2023). Beberapa orang polisi dan petugas pengamanan aksi unjuk rasa terluka akibat lemparan batu.
Ini demo untuk kali kedua terkait nasib warga Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepri menolak penggusuran ribuan rumah penduduk untuk rencana pembangunan Rempang Eco City.
Beberapa orang petugas yang terluka itu, terdiri dari petugas Direktorat Pengamanan (Ditpam) BP Batam dan dari pihak Kepolisian. Mereka langsung dibawa ke klinik yang ada di dalam kantor BP Batam untuk mendapat perawatan.
Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan salah satu korban yang terluka merupakan pejabat utama BP Batam yakni, Direktur Pengamanan (Dirpam) BP Batam Brigjen Pol Muhammad Badrus. (httpd://wartakota.tribunnews.com).
Beberapa hari sebelumnya, pada 7 September 2023, juga sudah terjadi bentrokan antara warga dengan aparat. Kompas.id (7/9/2023) menulis berita: “Bentrokan di Pulau Rempang, Belasan Siswa Pingsan karena Gas Air Mata.” Diberitakan, bahwa bentrokan aparat dan warga terjadi di Pulau Rempang, Batam. Sejumlah warga ditangkap dan siswa di dua sekolah terkena tembakan gas air mata. Belasan siswa dilaporkan pingsan karena gas air mata.
Salah seorang warga Pulau Rempang, Sri Rusmiati (52), mengatakan, bentrokan terjadi setelah ratusan warga menghadang kedatangan aparat gabungan dari Batam di Jembatan Batam-Rempang-Galang (Barelang) IV. Kedatangan aparat itu untuk mengawal pengukuran lahan terkait dengan proyek Rempang Eco City.
Lanjut baca,
HATI-HATILAH, KASUS REMPANG SUDAH MASUK WILAYAH SENSITIF (adianhusaini.id)