Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Senin, 17 Agustus 2020, Indonesia memasuki usia kemerdekaan ke-75. Jadi, sudah 75 tahun kita merdeka! Tahun 2045, 25 tahun lagi, kita akan memasuki usia kemerdekaan ke-100. Tapi, kita sadar, kondisi Indonesia masih seperti saat ini! Silakan disimak dan dirasakan sendiri!
Yang jelas, kita tidak ingin menjadi seperti sekarang. Umat Islam Indonesia – sebagai bagian terbesar negara Indonesia – pun tentu mencitakan kondisi yang lebih baik; menjadi umat terbaik, yang tidak diremehkan; menjadi umat terkuat yang kehadirannya diperhitungkan. Dan yang lebih penting: menjadi umat yang bermanfaat bagi sesama warga bangsa dan umat manusia.
Hari ini, Kamis, 20 Agustus 2020, adalah 1 Muharram 1442 Hijriah. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah ditetapkan oleh Umar bin Khathab sebagai awal tahun Islam. Hijrah Nabi yang diikuti ribuan kaum Muslimin merupakan peristiwa pendidikan yang sangat dahsyat.
Dengan hijrah, kaum muslimin menjalani proses pendidikan jiwa dan raga. Demi mempertahankan keimanan, kaum muslimin rela mempertaruhkan jiwa, raga, harta, dan keluarga. Tidak sedikit yang harus berpisah dengan keluarganya. Bahkan, akhirnya, banyak yang harus berperang dengan keluarganya sendiri. Rasulullah saw berperang dengan pamannya sendiri. Semua itu dilakukan demi keimanan. Sebab, iman adalah harta yang paling berharga dalam kehidupan. Tetapi, pada akhirnya, Hijrah berujung pada kemuliaan dan kejayaan Islam.
Selama 13 tahun perjuangan dakwah di Makkah, kaum muslimin telah menjalani berbagai proses pendidikan yang hebat. Mereka langsung dididik oleh guru terbaik, yakni Rasulullah saw. Sepanjang waktu mereka menjalani proses pendidikan dibimbing oleh ayat-ayat al-Quran yang meneguhkan keimanan dan meningkatkan akhlak mereka.
Orang-orang yang hijrah ke Madinah telah menjalani ujian-ujian berat dalam mempertahankan keimanan mereka. Ammar bin Yasir disiksa habis-habisan, dipaksa untuk murtad. Lebih sadis lagi, ia dipaksa menyaksikan kedua orang tuanya disiksa, dan dibunuh di depan matanya. Bilal bin Rabah disiksa berulangkali dengan cara dijemur di padang pasir di tengah terik matahari.
Lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/hijrah-dan-pendidikan