Artikel ke-1.711
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Tragedi Gaza yang telah menewaskan lebih dari 11.000 warga Palestina telah menarik simpati dunia. Di Indonesia jutaan orang Indonesia telah turun ke jalan mengutuk serangan Zionis Israel. Tak hanya itu, ratusan milyar – mungkin triliunan rupiah – bantuan sudah disalurkan ke Palestina.
Pemerintah bersama rakyat Indonesia terus memberikan dukungan kepada perjuagan kemerdekaan Palestina. Mungkin tidak disadari oleh bangsa Yahudi dan kaum Zionis-Israel, Tragedi Gaza telah membangkitkan solidaritas dan semangat perlawanan. Jiwa-jiwa perjuangan bersemi di hati anak-anak Indonesia, di mana-mana.
Di Kota Pasuruan, pada 12 November 2023, saya menghadiri acara penyerahan bantuan Dewan Dakwah Jawa Timur untuk Palestina. Ketika itu hadir beberapa anak yatim dari satu Pesantren di Malang. Umurnya sekitar 10-12 tahun. Mereka menyerahkan bantuan dari uang tabungan mereka untuk Palestina.
Peristiwa seperti ini terjadi dimana-mana. Murid-murid SD dan TK menghimpun dana bantuan untuk Palestina. Mereka tidak peduli dengan aneka cemoohan pihak-pihak tertentu yang terus berusaha melemahkan perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan.
Tidak sedikit yang meneteskan air mata dan terkagum-kagum dengan tayangan video anak-anak Gaza yang tabah menghadapi ujian hidup yang sangat berat. Meskipun orang tuanya gugur dan rumahnya hancur, mereka tak menyesali apa yang terjadi. Penderitaan yang panjang telah menempa banyak pribadi bangsa Palestina menjadi sosok-sosok hebat.
Dalam perspektif pendidikan, bangsa Palestina sedang dididik oleh Allah SWT untuk disiapkan menjadi bangsa yang kuat. Ujian yang mereka alami bukan hanya menjawab soal-soal ujian di atas kertas. Tapi, mereka harus menjalani ujian hidup yang berat. Ujian seperti inilah yang pernah dialami oleh para sahabat Nabi di Mekkah. Mereka disiksa, keluarganya dibunuh, dan hartanya dirampas.
Tanpa sadar, kebiadaban kaum Zionis Israel telah menumbuhkan jiwa-jiwa perjuangan pada diri jutaan umat Islam sedunia. Inilah tujuan pendidikan yang hakiki. Yakni, lahirnya generasi pejuang, sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat al-Quran (QS al-Maidah: 54, Ali Imran: 110, Fushilat: 33, Luqman: 17).
Pendidikan yang suskes adalah yang berhasil melahirkan generasi pejuang; generasi yang mencintai sesama muslim; generasi yang bersemangat menjadi yang terbaik; generasi yang senantiasa berjihad fi-sabilillah, dan tidak merasa rendah diri dihadapan kaum yang jahat.
Pendiri Pesantren Gontor Ponorogo, KH Imam Zarkasyi, mengingatkan, bahwa hidup itu pada hekikatnya adalah perjuangan. “Hidup tanpa perjuangan, bukan hidup namanya,” begitu petuahnya.
Lanjut baca,
HIKMAH PENDIDIKAN DARI TRAGEDI GAZA (adianhusaini.id)