JARUM JATUH DI KAMAR, JANGAN CARI DI HALAMAN LUAR

JARUM JATUH DI KAMAR, JANGAN CARI DI HALAMAN LUAR

Artikel Terbaru ke-2.044

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Sayhdan, suatu hari, Nasrudin Hoja terlihat sedang mencari sesuatu di halaman rumahnya. Ia mengatakan, bahwa jarumnya jatuh di kamar. Tapi, kamarnya gelap. Maka, ia cari jarumnya di halaman luar rumahnya, karena di situ terang.

            Kisah “parodi” itu cukup populer. Ia menggambarkan keadaan seseorang yang tidak memahami kondisi dirinya. Ia tidak memahami bahwa masalah dirinya sebenarnya ada dalam dirinya. Tetapi, ia mencari pemecahan di luar dirinya.

Seperti kondisi umat Islam saat ini. Dalam buku Aims and Objectives of Islamic Education (Jeddah: King Abdul Aziz University, 1979), Prof. Naquib al-Attas mengingatkan, bahwa saat ini pemikiran umat Islam sedang mengalami infiltrasi pemikiran dan budaya asing yang menyebabkan kekacauan pemikiran. Dari situlah terjadi kondisi “hilang adab”. Maka, solusinya adalah pendidikan yang benar (ta’dib).

Kata Prof. al-Attas: “It is true that the Muslim mind is now undergoing profound infiltration  of cultural and intellectual elements alien to Islam… Only by our consciousness and recognition and acknowledgement that serious internal causes have in fact contributed considerably to our general disarray will be able to discern the full truth that lies at the core of the dilemma we suffer today.”

Jadi, Prof. al-Attas mengingatkan, bahwa hanya dengan kesadaran dan pengenalan serta pengakuan terhadap masalah internal yang sangat mengacaukan pemikiran itu, maka kita akan bisa melihat kebenaran hakiki yang terdapat dalam inti dari dilema yang kita hadapi saat ini. Jadi, langkah awal untuk memberikan solusi pada kondisi umat saat ini adalah mengenal dengan benar, apa sebenarnya masalah yang ada dalam diri umat kita.

Karena masalah kita ada dalam pikiran kita sendiri, maka masalah itulah yang harus dikenali, diakui, dan diupayakan untuk diselesaikan. Sebab, memang semua solusi akan berangkat dari situ.

Umat Islam memerlukan kekayaan dan kekuasaan untuk menegakkan kebenaran dan mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan bahagia. Karena ia tidak paham masalah yang dihadapinya, maka ketika mendapat harta dan kekuasaan, ia pun tidak dapat menggunakannya dengan benar dan bijak. Bahkan, bisa jadi, harta dan kuasanya digunakan dengan tidak benar atau tidak tepat, karena tidak memahami adab dalam pengguaan anggaran negara.

Di zaman kekacauan ilmu akibat masuknya pemikiran asing tadi, maka sangatlah penting untuk mengenal dengan sebenar-benarnya sumber pemikiran asing yang merusak tersebut. Itulah peradaban Barat modern. Prof. al-Attas mengingatkan, dalam buku Risalah untuk Kaum Muslimin: “Maka begitulah kau akan lebih insaf lagi memahami nasib serta kedudukan Islam dan kau sendiri dewasa ini apabila penjelasan mengenai seterumu itu dapat dipaparkan terlebih dahulu. 

lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/jarum-jatuh-di-kamar,-jangan-cari-di-halaman-luar

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait