Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Henry Martyn, seorang misionaris Kristen Zaman Pertengahan, berucap: “I come to meet the Moslems, not with arms but with words, not by force but by reason, not in hatred but in love.”
Menurut Henry Martyn, Perang Salib telah gagal. Karena itu, untuk “menaklukkan” dunia Islam, dia memajukan konsep: gunakan “kata-kata, logika, dan kasih”. Bukan kekuatan senjata atau kekerasan.
Misonaris Kristian lainnya, Raymond Lull, juga menyatakan hal yang sama. “I see many knights going to the Holy Land beyond the seas; and thinking that they can acquire it by force of arms; but in the end all are destroyed before they attain that which they think to have.”
Kata-kata Raymond Lull dan Henry Martyn itu ditulis oleh Dr. Samuel M. Zwemmer, seorang misionaris Kristen terkenal di Timur Tengah, dalam bukunya “Islam: A Challenge to Faith” (terbit pertama tahun 1907). Di sini, Zwemmer memberikan konsep untuk “menaklukkan” dunia Islam. Zwemmer menyebut bukunya sebagai “studies on the Mohammedan religion and the needs and opportunities of the Mohammedan World From the standpoint of Christian Missions”.
Para missionaris Kristian itu paham betul tentang kekuatan “kata-kata” (words). Mereka pergunakan berbagai macam media untuk “menaklukkan” umat manusia, termasuk umat Islam. Berbagai peristiwa besar dalam sejarah umat Islam juga terjadi karena kekuatan “kata”.
Lanjut Baca, http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/ingatlah,-akan-dasyathya-kata-kata