Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
“Andaikan penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, maka pasti akan Kami buka pintu-pintu barakah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ajaran-ajaran Allah), maka Kami azab mereka, karena perbuatan mereka sendiri” (QS Al A’raf:96).
Al-Quran Surat al-A’raf ayat 96 tersebut dengan sangat gamblang memberi kabar gembira, bahwa jika suatu bangsa mau mendapatkan kucuran rahmat dan dijauhkan dari berbagai musibah, maka iman dan taqwa harus dijadikan sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan para pemimpin dan masyarakat.
Pemimpin dan masyarakat yang beriman dan bartaqwa pasti bekerja sekuat tenaga menjalankan amanah yang diembannya; mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan golongannya; bekerja keras untuk menjaga dan membina iman dan taqwa bangsanya; bukan sekedar berkutat pada urusan dunia semata; tetapi bekerja keras mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyatnya; takut azab Allah di dunia dan akhirat; takut mengambil hak rakyat; dan menangis jika rakyat susah dan sengsara.
Pemimpin yang bertaqwa dan cinta al-Quran, pasti punya rasa malu kepada Allah. Pemimpin yang taqwa takkan meninggalkan shalat lima waktu. Pemimpin taqwa pun cinta bangsa karena Tuhannya. Ia sadar, negeri ini adalah amanah Tuhan Yang Maha Esa. Pemimpin taqwa tak akan menghamburkan uang negara untuk pesta pora tiada guna.
Disamping peduli dengan urusan sandang, papan, dan pangan, pemimpin yang beriman dan bertaqwa pasti sangat peduli kepada keimanan rakyatnya. Pemimpin taqwa itu pasti mengajak rakyatnya untuk menyembah Allah SWT. Ia akan sangat peduli, apakah rakyaknya lebih suka beribadah atau hobi bermaksiat; ia pun berusaha keras untuk mencegah dan menutup pintu-pintu zina.
*****
Indonesia, negeri kita, kini merupakan negeri Muslim terbesar di dunia. Dulunya, negeri-negeri di wilayah Nusantara ini 100% Hindu, Budha, Animis, dan sebagainya. Lalu, datanglah para pejuang Islam yang hebat dari berbagai negeri muslim. Mereka bekerja keras, secara sungguh-sungguh dan terencana untuk meng-Islamkan negeri ini. Mereka rela meninggakan negeri dan keluarga mereka dengan tujuan mulia, menyebarkan Islam ke seluruh pelosok dunia, sebagaimana diamanahkan oleh Rasulullah saw.
Dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, maka negeri ini menjadi hampir 100% muslim; bahkan disebut sebagai negeri Muslim terbesar di dunia. Ini sebuah prestasi dakwah yang amat sangat luar biasa. Secara pelan dan teratur, proses Islamisasi pun terus berjalan, dengan segala hambatan dan tantangannya. Para pejuang Islam itu terus berusaha meningkatkan kualitas keislaman masyarakat muslim Indonesia, setahap demi setahap. Dakwah tidak pernah berhenti. Laksana air, ia terus mengalir, mencari tempat-tempat yang bisa diairi arusnya.
Lalu, datanglah penjajah kuffar. Misi mereka pun jelas: gold, gospel, glory. Mereka merampok kekayaan alam negeri ini; berusaha memurtadkan kaum Muslim. Indonesia dianggap sebagai negeri yang siap menerima misi Injil. Dengan segala kekuatan dan cara, proses pengkristenan negeri ini dilakukan oleh para penjajah dan kaum misionaris, tanpa pernah berhenti.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/jayakan-indonesia-dengan-al-quran