KAPANKAH HARAPAN BUNG HATTA BISA KITA PENUHI

KAPANKAH HARAPAN BUNG HATTA BISA KITA PENUHI

Artikel Terbaru ke-2.158

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

Mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa Mohammad Hatta (Bung Hatta) adalah ketua panitia pendirian universitas pertama yang dimiliki bangsa Indonesia, yaitu Sekolah Tinggi Islam (STI). Sekretarisnya adalah Mohammad Natsir. Bung Hatta memiliki harapan besar terhadap STI. Bukan sekedar kampus yang melahirkan pekerja.

Dalam STI atau universitas Islam, menurut Bung Hatta, agama dan ilmu harus bertemu dalam suasana kerjasama. Karena ulama pun harus banyak mengurusi soal negara, maka ulama perlu mempunyai pengetahuan luas tentang masalah masyarakat dan negara. Ulama seperti inilah yang diharapkan oleh Bung Hatta dapat dihasilkan oleh universitas Islam.

Jadi, tujuan universitas Islam, menurut Bung Hatta adalah: “… untuk membentuk ulama yang berpengetahuan dalam dan berpendirian luas serta mempunyai semangat yang dinamis. Hanya ulama seperti itulah yang bisa menjadi pendidik yang sebenarnya dalam masyarakat.” (Lihat: Biografi Politik Mohammad Hatta (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2018).

            Di masa hidupnya, Bung Hatta memang mengenal beberapa ulama hebat, baik ilmunya maupun semangat dan kiprah perjuangannya. Sebuh saja Haji Agus Salim yang dikenal sebagai guru atau mentor para cendekiawan. Saat menempuh pendidikan di Jakarta pun, Bung Hatta sudah bertandang ke rumah Haji Agus Salim.

            Bung Hatta tentu mengenal KH Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, KH Sanusi, Hamka, dan ulama-ulama hebat lainnya yang tersebar di bumi Nusantara. Karena itulah, tidak heran jika Bung Hatta menaruh harapan tinggi kepada kampus STI yang didirikan atas rekomendasi Kongres Umat Islam di Yogyakarta tahun 1944.

            Bahkan, sebagai orang Minang, Bung Hatta pun mengenal ulama-ulama Minang yang memiliki reputasi internasional, seperti Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Harapan Bung Hatta itu patut kita renungkan. Sebab, kini STI telah berkembang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, salah satu kampus Islam yang terkenal.

            Para tokoh Islam, khususnya Mohammad Natsir, kemudian juga merintis berdirinya kampus-kampus Islam di berbagai daerah. Ada Universitas Ibn Khaldun di Bogor, Universitas Islam Bandung, Universitas Islam Riau, Universitas Islam Sumatera Utara, dan sebagainya. Semua kampus itu dibangun dengan tujuan mulia untuk melaksanakan pendidikan tinggi yang berbeda dengan kampus-kampus sekular.

            Jika kita tanyakan kepada para pimpinan kampus Islam, dimana kuliahnya jika kita ingin melahirkan ulama-ulama seperti yang dicita-citakan oleh Bung Hatta itu? Yakni melahirkan “ulama-ulama yang berpengetahuan dalam dan berpendirian luas serta mempunyai semangat yang dinamis”.

Sebab, menurut Bung Hatta, “Hanya ulama seperti itulah yang bisa menjadi pendidik yang sebenarnya dalam masyarakat.”

Kita bisa memandang harapan Bung Hatta itu sebagai amanah yang harus kita wujudkan, entah kapan itu. Yang jelas, amanah itu harus diusahakan, meskipun tantangannya sangat berat. Apaladi di era hegemoni pendidikan kapitalistik yang sangat liberal, yang menjadikan perguruan tinggi sebagai institusi bisnis yang hanya melayani keperluan industri.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/kapankah-harapan-bung-hatta-bisa-kita-penuhi

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait