Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Tujuan puasa Ramadhan adalah membentuk manusia bertaqwa. Pendidikan Nasional pun – menurut UUD 1945 – bertujuan membentuk manusia beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. Tapi, ingatlah, manusia punya musuh nyata dan abadi, yakni setan, baik setan jenis manusia maupun jenis jin. Pekerjaan utama setan adalah menyesatkan manusia dengan menggunakan kata-kata indah (zukhrufal qaul).
Al-Quran menjelaskan, bahwa setan tak pernah berhenti bekerja untuk menyesatkan manusia. “Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS az-Zukhruf:62).
Salah satu cara setan menyesatkan manusia adalah dengan memoles hal yang jahat sehingga tampak indah dalam pandangan manusia. “Iblis berkata: Ya Rabbi, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (hal yang jahat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS al-Hijr:39).
Iblis sangat berpengalaman dalam soal sesat-menyesatkan manusia. Di sorga, Iblis berhasil membujuk Adam agar melanggar larangan Allah. Dengan cara halus dan sopan, Iblis mendeskripsikan, bahwa pohon yang dilarang untuk dimakan, justru merupakan pohon yang menjadikan Adam kekal di sorga. Karena itulah Iblis menyebut pohon larangan itu dengan nama “syajaratul khuldi” (pohon keabadian). Dalam al-Quran digambarkan bagaimana Iblis membujuk Adam: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa.” (QS Thaha:120).
Itulah cara setan dalam menyesatkan manusia. Yakni, dengan memandang baik perbuatan-perbuatan yang telah diharamkan oleh Islam. “Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk); maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan untuk mereka azab yang pedih. (QS an-Nahl:63)…”Setan pun menjadikan indah dalam pandangan mereka, apa yang mereka kerjakan.” (QS al-An’am:43).
Cobalah kita renungkan penjelasan al-Quran tentang pandangan kaum musyrik yang memandang baik tindakan mereka dalam membunuh anak-anak mereka sendiri (QS al-An’aam:137). Membunuh anak-anak adalah kejahatan, tetapi dengan logika setan, tindakan jahat itu dipoles sehingga dianggap baik manusia.
Karena itulah , logika dan kerja setan memang bertentangan dengan logika dan tindakan orang mukmin. Jika orang mukmin selalu melaksanakan amar makruf nahi munkar, maka setan justru sebaliknya. Kerja utama mereka adalah mendukung yang munkar dan membenci kebaikan (al-ma’ruf). “Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuata keji dan munkar.” (QS an-Nuur: 21).
Al-Quran (al-An’am:112) mengingatkan, bahwa sesungguhnya musuh para nabi adalah setan dari jenis manusia dan setan dari jenis jin, yang pekerjaan mereka adalah menyebarkan “kata-kata indah” (zukhrufal qauli) dengan tujuan untuk menipu manusia. Malik Bin Dinar, seorang ulama terkenal (m. 130 H/748 M) pernah berkata: “Sesungguhnya setan dari golongan manusia lebih berat bagiku daripada setan dari golongan jin. Sebab, setan dari golongan jin, jika aku telah membaca ta’awudz, maka dia langsung menyingkir dariku, sedangkan setan dari golongan manusia dapat mendatangiku untuk menyeretku melakukan berbagai kemaksiatan secara terang-terangan.” (dikutip dari Imam al-Qurthubi, 7/68 oleh Dr. Abdul Aziz bin Shalih al-Ubaid, Menangkal Teror Setan (Jakarta: Griya Ilmu, 2004).
Jadi mudah sekali mengenali logika setan. Yakni, siapa saja yang menjadi pendukung kebatilan dan kemunkaran, menjauhkan manusia dari ketaqwaan, pasti ia telah menggunakan logika setan. “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan munkar.” (QS an-Nur: 21; lihat juga QS al-Baqarah: 168-169).
Bahkan, kita diingatkan oleh Allah SWT dalam Surat Yasin: “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu dan hendaklah kamu menyambah-Ku. Inilah jalan yang lurus!” (QS Yasiin: 60-61).
Lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/mewaspadai-setan-setan-pendidikan-di-bulan-ramadhan