Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dalam sebuah wawancara dengan sejumlah cendekiawan muslim, Mohammad Natsir menyatakan, bahwa sejarah membuktikan, kedatangan Islam telah mengubah masyarakat menuju peradaban tinggi. Itu terjadi karena Islam memang memiliki potensi untuk membawa manusia ke peradaban tinggi.
”Kedatangan Islam sendiri (pada zaman Rasulullah) telah mengubah secara drastis budaya masyarakat jazirah Arab, yang tadinya biadab, tidak dikenal dan tidak diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain; menjadi budaya yang kemudian diperhitungkan dan diakui perannya dalam sejarah peradaban manusia. Semua itu terjadi karena Islam memang mempunyai potensi yang membawa penganutnya untuk mencapai tingkat peradaban dan kebudayaan yang tinggi,” kata Mohammad Natsir. (Lihat buku: Percakapan Antar Generasi: Pesan Perjuangan Seorang Bapak (Jakarta-Yogya: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan Laboratorium Dakwah, 1989).
Apa yang disampaikan oleh Mohammad Natsir itu patut kita renungkan secara mendalam. Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab tidak diperhitungkan dalam peta peradaban. Mereka adalah bangsa yang tidak memiliki tradisi tulis-menulis. Maka, turunnya wahyu kepada mereka kemudian mengubah kondisi mereka.
”Iqra bismi rabbikalladzii khalaq.” Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Ayat ini mengubah ”worldview” (pandangan hidup) bangsa Arab yang telah memeluk Islam. Mereka memiliki pemahaman yang kuat bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan, Tuhan yang mengajar manusia.
Al-Quran begitu memuliakan akal manusia. Al-Quran menempatkan kedudukan ilmu di tempat mulia. Bahkan, beriman dan beramal pun harus berlandaskan ilmu. ”Fa’lam annahuu laa-ilaaha illallah.” Manusia didorong untuk berpikir, memperhatikan fenomena alam dan apa yang ada dalam dirinya.
Orang-orang yang mau berpikir dan berzikir diberi julukan yang mulia (orang-orang yang berakal atau ulul albaab). Maka, tidaklah heran, jika para sahabat Rasulullah saw adalah manusia-manusia yang haus ilmu dan haus menulis. Dan itulah memang prasyarat kebangkitan suatu peradaban mulia.
Dan tentu saja, semua kebangkitan itu berawal dari perubahan dalam diri manusia. Manusialah yang diubah oleh Islam. Manusia yang tersentuh dengan ajaran Islam akan menjadi manusia yang cinta ilmu dan cinta amal kebaikan (amal shalih). Sebab, mereka menyadari tingginya pahala dalam amal ibadah mencari ilmu. Bahkan, para pencari ilmu diberikan pahala jihad fi-sabilillah.
Dalam soal kecintaan kepada ilmu, Mohammad Natsir memberikan keteladanan. Mohammad Natsir dikenal sebagai salah satu cendekiawan yang cinta ilmu dan perjuangan. Natsir sangat yakin akan potensi Islam sebagai jalan bangkitnya sebuah peradaban.
Lanjut baca,