PARA PIMPINAN PESANTREN, HATI-HATILAH MENGAJARKAN SEJARAH

PARA PIMPINAN PESANTREN,  HATI-HATILAH MENGAJARKAN SEJARAH

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Dalam satu acara diskusi dengan pimpinan sebuah pesantren besar di Jawa Tengah, Juli 2020, saya bertanya, buku sejarah apa yang dipakai, dan siapa gurunya? Dijawab, bahwa buku yang dipakai adalah buku yang biasa dipakai pada umumnya, dan guru yang mengajar berasal dari luar pesantren.

            Ketika itu saya sarankan agar pelajaran sejarah menjadi salah satu perhatian penting di pondok-pondok pesantren. Pelajaran ini jangan dianggap sepele sehingga diajarkan sekedar untuk memenuhi kewajiban formal. Sebab, begitu pentingnya pelajaran sejarah untuk membentuk pemahaman yang benar tentang Islam dan tentang masa lalu, sekaligus tentang masa depan umat Islam.

            Juga, perlu sangat diperhatikan, agar pondok pesantren jangan sampai mengajarkan sejarah yang salah. Para guru sejarah dan orang tua perlu memahami mana materi ajar yang benar dan mana materi ajar yang salah. Misalnya, materi ajar yang mengajarkan bahwa manusia merupakan perkembangan dari kera. Materi ajar ini sangat fatal dampaknya bagi pemikiran.

            Contoh lain, tentang sejarah tentang keruntuhan Kerajaan Majapahit. Sebuah buku sejarah untuk tingkat SMA mengajarkan, bahwa: “Suatu tradisi lisan yang terkenal di Pulau Jawa menyatakan bahwa Kerajaan Majapahit  hancur akibat serangan dari pasukan-pasukan Islam di bawah pimpinan Raden Patah (Demak).” 

            Materi sebelumnya disebutkan, bahwa: “Bahkan Kerajaan Majapahit dapat disebut sebagai kerajaan nasional setelah Kerajaan Sriwijaya.”

Lanjut baca,

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/para-pimpinan-pesantren,--hati-hatilah-mengajarkan-sejarah

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar