Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Alhamdulillah, pada hari Rabu (2 September 2020), telah dilaksanakan acara Peluncuran dan Diskusi Buku “Islam dan Pancasila” (Depok: YPI at-Taqwa, 2020). Acara itu menggunakan media zoom dan diikuti oleh puluhan orang. Beberapa diantaranya pakar dalam bidang pendidikan dan ketatanegaraan. Diskusi berlangsung hangat dan berakhir sekitar 22.30 WIB.
Mendudukkan “Islam dan Pancasila” dengan adil sangat penting. Sebab, kita sebagai seorang muslim dan sebagai warga negara Indonesia dituntut untuk menjadi muslim yang baik, sekaligus menjadi orang Indonesia yang baik. Kita harus tetap menjadi muslim yang baik; selamat iman dan maksimal dalam beribadah dan berakhlak mulia. Di mana pun kita berada.
Karena itu, dalam buku ini, saya menekankan pentingnya worldview Islam dalam memahami realitas, termasuk dalam memahami Pancasila. Pertama, kita sudah bersyahadat, mengakui bahwa Allah (Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa) adalah satu-satunya Tuhan yang kita sembah dan kita taati. Tidak ada tuhan, selain Allah.
Dengan itu, kita menempatkan diri kita sebagai hamba Allah dan sekaligus sebagai khalifatullah di muka bumi. Itu makanya, siapa pun orang muslim di Indonesia, pasti meletakkan loyalitas tertingginya adalah kepada Allah SWT. Loyalitas kepada makhluk – termasuk kepada pemerintah atau kepada ulil amri – diletakkan di bawah loyalitas kepada Tuhan.
Itulah salah satu poin penting keputusan para ulama NU yang berkumpul di Situbondo dalam Munas tahun 1983:
Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Situbondo, Jawa Timur, pada 16-21 Desember 1983 memutuskan: “Sila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat 1 Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yang menjiwai sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam Islam.”
Jadi, dalam keputusan para ulama itu ditegaskan, bahwa sila “Ketuhanan Yang Maha Esa adalah menjiwai sila-sila lainnya”. Kedudukan kelima sila itu tidaklah sama. Yang menjadi asas dan menjiwai sila-sila lainnya adalah sila pertama, yang mencerminkan tauhid menurut menurut pengertian keimanan dalam Islam.
lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/peluncuran-dan-diskusi-buku--islam-dan-pancasila