PEMBOROSAN DAN TANDA-TANDA KEHANCURAN NEGARA ADIDAYA

PEMBOROSAN DAN TANDA-TANDA  KEHANCURAN NEGARA ADIDAYA

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id) 

Tahun 2003,  Citizens International Penang, Malaysia, menerbitkan buku karya Frederic F. Clairmont berjudul  “USA: The Crumbling of Empire”. Buku ini menyorot pemborosan dan pembekakan utang AS . Clairmont menyebut AS sebagai “an imperialist empire”, yang pada tahun 2003 saja menghabiskan dana 400 milyar USD hanya untuk berperang dan persiapan perang. Menurut Congressional Budget Office (CBO), anggaran bidang militer akan meningkat lebih dari 100 milyar USD pada akhir dekade ini.

Ziauddin Sardar dan Merryl Wyn Davies, dalam bukunya, American Dream, Global Nightmare (2004), menyebutkan, bahwa AS memang sebuah negara yang industrinya diabdikan untuk kepentingan militer. Sepanjang abad ke-20, sains AS dibentuk dan diarahkan untuk kepentingan militer. Institusi-institusi pendidikan tinggi dan research diarahkan terutama untuk melayani industri militer.

Tahun 1950-an, sekitar 70 persen sains AS dibiayai dan disponsori oleh militer, baik di sektor industri maupun universitas. Itu bisa dipahami, mengingat besarnya anggaran yang dikucurkan untuk sektor militer AS. Tahun 2001, misalnya, anggaran militer dipatok 289 milyar USD. Tetapi, realisasinya mencapai 315 milyar USD.

Tahun 2002, anggaran  militer mencapai 328 milyar USD. Tetapi, akibat dorongan peristiwa 11 September 2001, realisasi anggarannya mencapai 351 milyar USD. Tahun 2003, anggaran militer sudah mencapai 379 milyar USD. Ini berarti, dalam dua tahun saja, terjadi peningkatan anggaran militer sebesar 64 milyar USD – satu jumlah yang sama dengan dua kali lipat seluruh anggaran militer Inggris.

Dalam bukunya, A New Democracy: Alternatives to a Bankrupt World Order, Hurry Shutt, menulis bab berjudul “Capitalist Crisis and The Threat to US Hegemony”. Shutt mengungkap berbagai krisis yang kini menimpa dunia pasca Perang Dingin berakhir, yang ditandai dengan runtuhnya tembok Berlin tahun 1989. Krisis ekonomi, runtuhnya kekuasaan sipil di berbagai  negara, meningkatnya angka pengangguran, dan kemiskinan, telah menjungkirkan optimisme yang sempat merebak beberapa tahun pada awal dekade 1990-an.

            Peradaban Barat yang dipimpin AS  terbukti tidak membawa nyaman bagi sebagian besar umat manusia. Ketidakdilan (kezaliman) menyatu dalam sistem yang dikembangkannya. Ketimpangan,  kesenjangan, menjadi bagian yang tak terpisahkan. Sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya, ketidakdilan itu terus dipertahankan melalui sebuah proses yang dikenal dengan nama ‘Globalisasi’.

 

Lanjut baca,

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/pemborosan-dan-tanda-tanda--kehancuran-negara-adidaya

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar