PERINGATAN KI HADJAR DEWANTARA: PENDIDIKAN KOLONIAL MENJADIKAN KITA BERGANTUNG KEPADA BANGSA-BANGSA BARAT

PERINGATAN KI HADJAR DEWANTARA:  PENDIDIKAN KOLONIAL  MENJADIKAN KITA BERGANTUNG  KEPADA BANGSA-BANGSA BARAT

 

Artikel ke-1.518

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

DUA TAHUN lalu, dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei 2021, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, berpidato: “Mulai hari ini, pemikiran Bapak Pendidikan Indonesia tersebut haruslah kita jiwai dan kita hidupkan kembali agar lekas tercipta pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia, serta terwujudnya kemerdekaan belajar yang sejati.”

Dua tahun berlalu. Kini, kita patut bertanya, sampai dimana perkembangan penerapan pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara sudah diterapkan dalam pendidikan nasional kita?

Dalam berbagai tulisannya, Ki Hajar Dewantara menekankan, bahwa inti sari pendidikan adalah proses penanaman adab dan kesusilaan. Ia mengecam keras pendidikan model Barat yang hanya menekankan pada aspek intelektualitas.

Dan patut dicatat,  Ki Hajar sangat kritis terhadap sistem pendidikan Eropa yang mengabaikan kecerdasan budi pekerti, hingga menimbulkan penyakit “intelektualisme”, yakni mendewa-dewakan angan-angan. Kata Ki Hajar: “Semangat mendewa-dewakan angan-angan itu menimbulkan “kemurkaan diri” dan “kemurkaan benda”; kemurkaan diri dan kemurkaan benda, atau “individualisme” dan “materialisme” itulah yang menyebabkan hancurnya ketenteraman dan kedamaian di dalam hidupnya masyarakat.”

Bukan hanya itu, sistem Pendidikan Barat, menurut Ki Hajar Dewantara,  akan membawa bangsa kita terus bergantung kepada bangsa-bangsa Barat:  “Pendidikan dalam semangat kolonial telah mencegah terciptanya masyarakat sosial mandiri dan merdeka lahir batin, hanya menghasilkan suatu kehidupan yang tergantung kepada bangsa-bangsa Barat.”

Karena itulah Ki Hajar Dewantara sangat menekankan makna “mendidik” dan “Pendidikan”.  “Mendidik”, menurut Ki Hajar,  “Berarti menuntun tumbuhnya budi pekerti dalam hidup anak-anak kita, supaya mereka kelak menjadi manusia berpribadi yang beradab dan bersusila.” 

Sedangkan “Pengajaran adab”, menurut Ki Hajar Dewantara, bermaksud memberi macam-macam pengajaran, agar sewutuhnya jiwa anak terdidik, bersama-sama dengan pendidikan jasmaninya. Karena itu, hakikat “pendidikan” adalah: “menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.”

Jadi, menurut Ki Hajar Dewantara, intisari pendidikan adalah penanaman adab untuk membentuk manusia yang berpribadi dan beradab. Model pendidikan ideal untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu adalah “pondok pesantren”. (Lihat, buku Ki Hajar Dewantara: Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, dan Sikap Merdeka (I, Pendidikan), Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 2013).

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/peringatan-ki-hadjar-dewantara:--pendidikan-kolonial--menjadikan-kita-bergantung--kepada-bangsa-bangsa-barat

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait