PERTEMUAN TERAKHIR DENGAN MAS TON, SANG GURU POLITIK YANG HEBAT

PERTEMUAN TERAKHIR DENGAN MAS TON,  SANG GURU POLITIK YANG HEBAT

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Mungkin generasi milenial muslim tak banyak yang mengenal tokoh Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (Dewan Da’wah) yang satu ini. Pada 15 Juni 2003, Hartono Mardjono (Mas Ton) menghadap Allah SWT. Hartono Mardjono SH adalah seorang pejuang dakwah, hukum, dan politik di Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPA. Prestasi politiknya pernah memimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memenangkan Pemilu tahun 1977 di DKI Jakarta.

Ya. Ahad,  15 Juni 2003, umat Islam dan bangsa Indonesia kehilangan seorang tokoh penting dan sosok besar, yaitu H. Hartono Mardjono, SH. Selama sekitar 13 tahun, saya sempat mengenal dekat tokoh satu ini.  Saya kenal pemikirannya, aktivitas dakwahnya, kehidupan pribadinya -- dan bahkan keluarganya -- dengan baik. Seringkali, saya bertamu ke rumahnya, sampai berjam-jam berdiskusi tentang berbagai hal.

Tentu, saya banyak belajar, terutama masalah hukum, politik, dan kisah-kisah keteladanan para tokoh Islam terdahulu, terutama tentang para pendiri Dewan Da’wah,  seperti Mohammad Natsir, HM Rasjidi, Kasman Singodimedjo, Sjafroedin Prawiranegara, dan lain-lain.

Namun, ada sepenggal kisah yang sulit saya lupakan.  Kamis (12 Juni 2003) malam, saya mengantar Prof. Dr. Wan Mohammad Nor Wan Daud dari International Institute of Islamic Thought and Civilization - International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM) bertamu ke rumah Hartono Mardjono. Ketika itu saya baru enam bulan menetap di Kuala Lumpur untuk kuliah S3 di ISTAC-IIUM.

Tiba di  rumah Mas Ton, kami terlibat diskusi cukup panjang tentang berbagai problema yang dihadapi umat Islam. Malam itu, Mas Ton belum lama ‘keluar’ dari operasi ginjal di RS Islam Jakarta. Tapi, beliau tampak tenang dan banyak menceritakan rencana perjalannya ke Makasar, esok harinya.  

Beberapa hari sebelumnya, Mas Ton sibuk berkecimpung dalam upaya pengesahan RUU Sistem Pendidikan Nasional di DPR. Ia masuk dalam tim lobi. "Dalam tim lobi tentang Sisdiknas, Hartono sangat berperan," kata Ahmad Sumargono, ketua Fraksi Partai Bulan Bintang DPR-RI, yang mengakui Mas Ton sangat jeli dalam mencermati kata-kata, sampai soal titik, koma, sekalipun. Padahal, ketika itu, tubuhnya belum dapat dikatakan sehat benar. Operasi laser terhadap ginjalnya baru beberapa hari dilangsungkan.

Malam itu, di kediamannya,  kepada Prof. Wan Mohd Nor, Mas Ton juga menjelaskan pentingnya "titik-koma" dalam pasal 3 dan 4 RUU Sisdiknas. Tidak ada tanda-tanda beliau akan segera menghadap Allah SWT.  Bahkan, Mas Ton sangat fasih menjelaskan rencana pembentukan Badan Arbitrase Islam di Makasar.

Lanjut baca,

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/pertemuan-terakhir-dengan-mas-ton,--sang-guru-politik-yang-hebat

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar