Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada hari Ahad (22/11/2020), saya membuka Musyawarah Wilayah Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Aceh ke-5, di Markas Dewan Da’wah Aceh. Disamping menghadiri acara Dewan Da’wah, saya berkesempatan mengisi kajian di dua masjid di Banda Aceh dan satu sekolah Islam.
Dalam beberapa kesempatan tersebut, saya mengajak para aktivis dakwah dan kaum muslimin di Aceh untuk bersama-sama berusaha menjadikan Aceh sebagai pusat peradaban Islam yang unggul. Kebangkitan peradaban harus dimulai dengan merumuskan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar. Yakni, pendidikan yang mampu melahirkan gerenasi gemilang; para pelanjut perjuangan Rasulullah saw dan para ulama Aceh.
Sejarah mencatat, Aceh memiliki catatan emas gemilang dalam membangun peradaban Islam dan menyebarkan Islam di Nusantara. Aceh pernah memiliki banyak ulama, penguasa, dan pahlawan-pahlawan yang berjasa besar dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dalam buku Dari Perbendaharaan Lama (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), Buya Hamka mengisahkan kedatangan para ulama dari Samudera Pasai yang berhasil melakukan proses Islamisasi di Tanah Jawa. Hamka menjelaskan, Majapahit pernah melakukan ekspansi, serangan dan tekanan atas pulau-pulau Indonesia yang lain. Dalam kitab “Negarakertagama” disebutkan daftar negeri taklukkan Majapahit. Berbagai Kerajaan, baik Hindu, Budha, maupun Kerajaan Islam ditaklukkan.
Kerajaan Islam Pasai dan Terengganu pun dihancurkan oleh Majapahit. Pasai tidak pernah bangkit lagi sebagai sebuah kerajaan. Tapi, Pasai kaya dengan para ulama. Menurut Hamka, jika Pasai ditaklukkan dengan senjata, maka para ulama Pasai kemudian datang ke Tanah Jawa dengan dakwah, dengan keteguhan cita-cita dan ideologi.
Lanjut baca,
