TANGGUNG JAWAB RISALAH DAN UKHUWAH

TANGGUNG JAWAB RISALAH DAN UKHUWAH

Oleh : Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Secara umum, ada dua tanggung jawab seorang muslim terhadap umat dan dunia Islam, yaitu (1) tanggung jawab risalah, dan (2) tanggung jawab ukhuwah.       Tanggung jawab risalah wajib dilaksanakan oleh umat muslim berdasarkan perintah Allah SWT yang terdapat dalam sejumlah ayat Al Quran: "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (kamu) menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemunkaran, serta beriman kepada Allah." (QS Ali Imran:110. Lihat juga, QS Ali Imran: 104).

Jadi, umat Islam wajib melaksanakan dakwah, dalam arti melanjutkan risalah Rasulullah saw.  Ad-Dinul Islam diturunkan Allah SWT melalui Rasul-Nya, Muhammad saw, kepada seluruh manusia (QS Saba: 28).  Islam diturunkan bukan hanya untuk umat Islam semata. Islam diturunkan untuk menyelamatkan umat manusia, untuk menebarkan rahmat bagi seluruh alam (QS 21:107).

Penegasan agar ajaran Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam juga tampak dari seruan Rasulullah saw dalam Khutbatul Wada’, dimana Rasul saw senantiasa menggunakan seruan “Ya ayyuhan naas…”. Ketika itu beliau berpesan, agar orang-orang yang hadir di Arafah, menyampaikan pesan-pesan kepada yang tidak hadir.

Karena mengemban misi yang sangat mulia -- yaitu untuk menyebarkan rahmat kepada seluruh alam, yang dapat juga diartikan sebagai tugas untuk menyelamatkan umat manusia dari kehancuran  -- maka umat Islam diberi julukan dengan berbagai predikat yang agung, seperti “khairu ummah”, “ummatan wasatha”, dan sebagainya.

Pada sisi lain, sebutan-sebutan indah itu juga mengindikasikan adanya perintah Allah SWT, agar umat Islam menjadi umat yang mulia, umat yang disegani, umat yang kuat, dan umat yang agung; bukan umat yang hina dan lemah. Hal itu dapat dilihat, misalnya, pada perintah Allah SWT, agar umat Islam menghimpun segala macam kekuatan, agar mereka menjadi umat yang kuat. (QS al-Anfal:60).

 Mudah dipahami, dengan kondisi sebagai “umat yang mulia”, “umat yang kuat”, dan sebagainya, maka umat Islam akan dapat menjalankan fungsi dakwah dan amanah risalah kepada seluruh manusia, dengan lancar. Jika kondisi umat Islam sebaliknya, yakni umat yang lemah dan hina, maka umat Islam bukanlah menjadi “subjek”, tetapi akan menjadi “objek”. Bukan menjadi da’i, tetapi malah menjadi “mad’u”, bukan menjadi “penentu arah” perjalanan dunia, tetapi malah menjadi “yang diarahkan”.

            Dunia saat ini berada dalam cengkeraman peradaban Barat yang merupakan kelanjutan peradaban Romawi Kuno – yakni suatu peradaban yang berbasiskan nilai-nilai materialistis dan hedonistis. Hal-hal yang sifatnya material dan syahwat dipuja dan dieksplotasi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam dunia seperti ini, nilai-nilai kebajikan dan keilmuan dianaktirikan. Kalangan penghibur lebih dihargai dan dijadikan panutan masyarakat, dibanding para peneliti, ilmuwan, guru, ulama, dan sebagainya.

Lanjut baca,

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/tanggung-jawab-risalah-dan-ukhuwah

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar