Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Hari Kamis, 14 April 2022, ada peristiwa penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Hari itu berbagai media massa memberitakan kehadiran Monash University sebagai universitas asing pertama yang memiliki kampus di Indonesia. Kampus asal Australia itu melangsungkan peresmian cabangnya pada Kamis (14/4).
Seperti diberitakan oleh kumparan.com, kampus itu sebenarnya telah beroperasi sejak Oktober 2021. Kendati demikian, akibat pandemi maka kegiatan belajar mengajar berlangsung daring. Menilik situasi terkini, universitas itu mulai menerapkan pembelajaran hybrid. Upacara pembukaan kampus tersebut pun baru digelar pada kesempatan kali ini.
Adapun aplikasi penerimaan mahasiswa baru telah kembali dibuka. Monash University Indonesia juga mengulurkan beasiswa untuk pembelajaran di bulan Mei dan Oktober 2022.
"Hari ini menandai puncak dari bertahun-tahun, tetapi tidak terlalu banyak tahun, dari beberapa tahun diskusi dan perencanaan. Dan ini adalah realisasi tidak hanya visi universitas, tetapi visi kolektif," ungkap Presiden dan Wakil Rektor Monash University, Margaret Gardner.
Visi tersebut yakni melahirkan pengetahuan dan praktik teranyar. Gardner berharap, kontribusi tersebut dapat mengembangkan bidang sosial, teknologi, dan ekonomi Indonesia.
Pun lokasi kampus pihaknya tentukan berdasarkan reputasinya sebagai pusat ekonomi. Monash University Indonesia terletak di Green Office Park (GOP) 9, BSD City, Tangerang, Banten. Monash University Indonesia menempati lantai 5-6 bangunan tersebut.
Monash University Indonesia menawarkan pascasarjana dengan fokus perkembangan riset. Dengan demikian, alumni kemudian menyandang gelar master atau doktoral.
Saat ini, terdapat empat program studi di Monash University Indonesia. Jurusan tersebut yakni Data dan Teknologi Digital, Infrastruktur dan Desain Perkotaan, Industri Kreatif dan Kewirausahaan, serta Kebijakan Publik dan Kesehatan masyarakat.
Mendikbudristek, Nadiem Makarim, kemudian mengungkap apresiasi mendalam atas pembukaan kampus tersebut. Nadiem menjelaskan, Indonesia menginginkan kolaborasi antar institusi pendidikan lokal dengan institusi global.
Nadiem lantas berupaya mempromosikan Indonesia ke berbagai universitas asing. Nadiem menyebut, Monash University tidak memerlukan bujukan untuk turut berpartisipasi.
"Ya, saya menjadi traveling salesman selama ini untuk jualan ke Indonesia," tutur Nadiem.
"Monash adalah satu pihak yang tak perlu dibuai. Monash sudah mengerti mengenai potensi membuat institusi di Indonesia," lanjut Nadiem.
Menurut Nadiem, kompetisi di bidang pendidikan merupakan hal yang perlu disambut baik. Oleh karena itu, Nadiem mengajak Monash agar turut menjadi 'pedagang' bersamanya.
"Saya harapkan kita juga bisa menggunakan kasusnya Monash, ya, menggunakan cerita dan pengalaman menarik semakin banyak universitas-universitas dari Australia, dari Amerika dari Eropa, dari Jepang, dari berbagai macam negara-negara," ungkap Nadiem.
"Jadi itu harapan besar kita, Monash bisa menjadi mitra kita untuk berdua menjadi traveling salesman kepada universitas-universitas lain," pinta Nadiem.
Rektor Monash University Indonesia, Andrew Maclntyre, segera menanggapi usulan tersebut. Maclntyre mengungkap apresiasi terhadap keramahan pemerintah Indonesia. Ia lantas meyakinkan, pihaknya tidak akan mengecewakan ekspektasi mereka. "Agenda Anda sangat menarik," ujar Maclntyre.
"Kami tidak akan mengecewakan Anda. Kami tidak akan mengecewakan Presiden, kami tidak akan mengecewakan rakyat Indonesia. Saya sangat yakin akan hal itu," tegas Maclntyre. (https://kumparan.com/kumparannews/monash-university-jadi-universitas-asing-pertama-yang-buka-kampus-di-indonesia-1xsitPfaZb4/full).
Lanjut baca,