Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada tanggal 7-11 Juli 2020 – selama lima hari -- At-Taqwa College (ATCO) Depok menggelar kuliah tentang sains Islam, dengan judul “Urgensi Pendidikan Sains Islam”. Dosennya, Dr. Ir. Budi Handrianto, pakar pendidikan sains Islam. Kuliah ini wajib diikuti oleh mahasiswa ATCO, kelas Filsafat dan dibuka untuk umum (kelas audit).
Saat ini, pendidikan sains Islam memang sudah sangat mendesak. Sebab, sains yang diajarkan di banyak lembaga pendidikan, adalah sains sekuler; sains yang memahami objek hanya sebatas aspek materi belaka. Sains sekuler membuang aspek “metafisika” sehingga pandangan manusia terhenti pada aspek materi. Akibatnya, dimensi ilahiyah dan ukhrawiyah terabaikan.
Dalam kasus Virus Corona, misalnya, begitu dominan pendekatan dari aspek ilmu virologi dan kesehatan. Tetapi, dimensi Ilahiyah “nyaris” diabaikan. Maksudnya, pendekatan Ilahiyah hanya dilakukan pada aspek individu yang terserang penyakit, dengan cara melakukan ritual-ritual keagamaan.
Tindakan berdoa dan pasrah kepada Allah SWT itu benar. Tetapi, perlu pendekatan yang lebih mendasar dalam memahami hakikat Corona. Bahwa, virus ini menyerang manusia bukan atas kehendaknya sendiri. Virus ini menyerang manusia atas kehendak Allah SWT. Virus tidak punya kehendak.
Allah mengirim virus kepada manusia pasti ada tujuannya. Bisa jadi ini ujian. Bisa jadi ini hukuman. Atau, mungkin ini teguran. Maka, dampak terpenting dari serangan virus ini adalah semakin kuatnya keimanan dan semakin dekatnya manusia kepada Allah SWT.
Sains Islam adalah sains yang memadukan tiga sumber ilmu secara integral, yakni panca indera, akal, dan wahyu. Berbagai hasil penelitian yang kredibel tentang virus Corona harus dijadikan sebagai pijakan dalam memahami hakikat virus ini. Begitu juga dengan peran akal untuk mengkonseptualkan dan menggeneralisasikan data yang ditemukan sehingga ditemukan teori umum untuk menanggulangi virus ini.
Pada saat yang sama, serangan virus Corona harus diyakini sebagai ujian atau teguran dari Allah, sehingga timbul sikap pasrah, ridho, dan juga tawakkal dalam melakukan usaha sebaik mungkin. Dengan model pendekatan integratif seperti itu, maka para pimpinan negara akan memberi contoh dalam kehidupan. Mereka akan memimpin masyarakat agar melakukan pertobatan nasional, meninggalkan aneka kemaksiatan dan kemunkaran, serta menggalang solidaritas kerjasama seluruh masyarakat untuk menanggulangi persoalan bersama-sama, berpandukan tuntunan Ilahi.
Itulah sains Islam. Sains yang memberikan pemahaman secara komprehensif terhadap satu masalah dan memberikan solusi secara komprehensif pula. Sains Islam memadukan dimensi duniawi dan ukhrawi; memadukan aspek ruhaniah dan aspek materi. Tujuannya adalah mewujudkan kehidupan yang adil, damai, dan bahagia.
Lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/urgensi-pendidikan-sains-islam