Artikel Terbaru ke-2.271
Oleh: Dr. Adian Husaini
Pada 10 Juli 2025, Pesantren At-Taqwa Depok menggelar acara Tasyakkur Umur 10 Tahun. Salah seorang yang mengirimkan selamat adalah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Mu’ti. Ucapan selamat itu sangat bermakna, meskipun singkat. Sebab menyebut Pesantren At-Taqwa Depok diakui sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menekankan penanaman budaya literasi tinggi.
Dalam sambutannya, Mendikdasmen mengucapkan selamat Milad ke-10 untuk Pesantren At-Taqwa Depok. Lalu, Pak Menteri memberikan apresiasi yang tinggi atas pencapaian Pesantren dalam mengembangkan budaya literasi tinggi.
“Pesantren ini tidak hanya mengajarkan kedalaman dan keluasan ilmu-ilmu agama, tetapi juga kemampuan literasi, kemampuan menulis, dan keadaban digital yang sangat diperlukan oleh para santri untuk berkontribusi dalam mengembangkan diri dan mencerahkan masyarakat dengan karya-karya yang bemanfaat,” kata Menteri Abdul Mu’ti dalam sambutan singkatnya.
Sambutan dan ucapan selamat singkat dari Mendikdasmen itu sangatlah bermakna. Sebab, itu merupakan pengakuan atas prestasi dan keunikan Pesantren At-Taqwa Depok dalam menerapkan konsep pendidikannya.
Tahun 2025, Pesantren At-Taqwa Depok memang genap berumur 10 tahun. Alhamdulillah, Pesantren At-Taqwa Depok telah dikenal luas sebagai pesantren berbasis adab dan menanamkan budaya literasi beradab. Selama 10 tahun, Pesantren At-Taqwa Depok berjuang menerapkan konsep pendidikan ideal yang dikenal sebagai “ta’dib”.
Konsep inilah yang disampaikan oleh Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam Konferensi Pendidikan Islam di Kota Mekkah, tahun 1977. (Lihat Disertasi Doktor M. Ardiansyah tentang Konsep Adab Prof. al-Attas dan Aplikasinya di UIKA Bogor, juga: Adian Husaini, Pendidikan Islam Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045, Depok: YPI At-Taqwa, 2018).
Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas adalah ilmuwan Muslim kontemporer yang dikenal sebagai perumus konsep adab dan ta’dib di dunia Islam. Dalam pengantarnya untuk buku Aims and Objectives of Islamic Education (Jeddah: King Abdul Aziz University, 1979), al-Attas menjelaskan, bahwa yang ia maksud sebagai “loss of adab” adalah: “lost of discipline – the discipline of body, mind, and soul.”
Begitu pentingnya masalah adab ini, maka bisa dikatakan, jatuh-bangunnya umat Islam, tergantung sejauh mana mereka dapat memahami dan menerapkan konsep adab ini dalam kehidupan mereka. Dalam beberapa hadits Nabi saw, disebutkan, bahwa tanggung jawab utama orang tua pada anak-anaknya adalah menanamkan adab dalam diri mereka.
Karena itulah, selama 10 tahun, Pesantren At-Taqwa telah berjuang menerapkan program pendidikan yang sangat serius dalam membangun budaya literasi beradab. Para santri tingkat SMA diberikan pendidikan pemikiran tingkat tinggi, dilatih menulis, dan mempresetasikan makalah-makalah mereka di depan guru, wali santri, sekolah dan kampus lain, serta di beberapa kampus di Malaysia.
Anak-anak kita di zaman ini harus disiapkan untuk menjadi manusia-manusia unggul agar mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045. Mereka harus dididik dengan benar, sehingga tidak menjadi “generasi strawberry” yang rapuh. Tapi, mereka harus menjadi “generasi durian” yang tangguh.
Setelah berumur 10 tahun, tantangan berat bagi para lulusannya, justru terjadi setelah para santri lulus dari jenjang pendidikan tingkat SMA. Mereka harus memilih meneruskan pendidikan yang berbasis tradisi ilmu yang beradab atau memilih jalur pendidikan yang berbeda.
Selama 4-6 tahun, para santri At-Taqwa Depok telah dididik dengan konsep pendidikan ideal. Keberhasilan pendidikan tergantung kepada tiga pihak, yaitu murid, guru, dan orang tua. Setelah lulus SMA, para santri digoda untuk melanjutkan kuliah di kampus-kampus yang dianggap bergengsi, tetapi menerapkan konsep pendidikan sekular. Ada juga yang mulai lupa dengan tujuan utama mencari ilmu, yakni menjadi orang yang berguna.
Tapi, apa pun juga masalahnya, harus dihadapi. Mewujudkan pendidikan yang ideal tentulah sangat berat, di zaman penuh kekecauan ilmu. Sekali lagi, kita sampaikan ucapan terimakasih kapada Bapak Menteri Abdul Mu’ti. Semoga Allah menolong kita semua. (Depok, 12 Juli 2025).





