Artikel ke-1.335
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pemilihan Presiden Indonesia tahun 2024, masih dua tahun lagi. Tetapi, seperti biasanya, menjelang pilihan presiden, banyak tokoh dan masyarakat pada umumnya sudah mulai didekati dan digalang suaranya. Bahkan, di beberapa daerah sudah mulai tampil aksi dukung mendukung capres yang dilakukan oleh ulama atau yang menamakan diri ulama.
Tentu saja memilih pemimpin – apalagi pemimpin negara – adalah hal sangat penting. Bagi umat Islam, memilih pemimpin adalah bagian dari ibadah yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Karena itu, wajib memilih pemimpin yang terbaik. Tidak boleh memilih pemimpin yang tidak layak, hanya karena fanatisme golongan, atau karena imbalan uang.
Hanya saja, bagi kalangan ulama atau pemimpin umat Islam, sepatutnyalah melakukan verifikasi terhadap kualitas pribadi dan melakukan melakukan klarifikasi terhadap visi, misi, serta program yang akan dijalankan oleh sang calon presiden itu. Mau dibawa kemana Indonesia ini ke depan?
Sebagai contoh, dalam soal politik luar negeri. Kita berharap, sang capres memiliki pemahaman dan program yang jelas dalam mewujudkan cita-cita negara Indonesia, sebagaimana diamanahkan dalam Pembukaan UUD1945. Misalnya, bagaimana menerapkan semangat anti-penjajahan dan aplikasinya dalam politik luar negeri.
Indonesia adalah angota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang merupakan negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia. Fakta ini tidak perlu ditutup-tutupi, karena negara-negara lain melihat Indonesia seperti itu. Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Terkait dengan hal itu, kita berharap, pemerintah yang akan dipimpin sang calon presiden harus tetap menjaga kedaulatan NKRI dan berusaha keras untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan merdeka dalam arti yang sebenarnya, yakni merdeka secara politik, keamanan, ekonomi, sosial dan budaya.
Disamping itu, Indonesia tetap menjalin kerjasama dengan berbagai negara dengan prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan dan tidak mendikte kemauan mereka kepada Indonesia.
Dalam kaitan politik bebas aktif dan anti-penjajahan ini, Indonesia perlu lebih aktif menjalankan peran politik bebas aktif, dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia. Jadi, sangat diharapkan, pemerintahan mendatang lebih aktif lagi dalam usaha turut serta menyelesaikan problematika konflik internasional, khususnya membantu kemerdekaan rakyat Palestina dari penjajahan Zionis Israel; aktif membantu penyelesaian masalah warga Rohingya, dan sebagainya.
Dalam masalah politik dalam negeri, misalnya, kita berharap, pemerintah mendatang mampu mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional secara lebih baik lagi. Kita mengakui, bahwa keamanan dalam negeri merupakan prasyarat penting untuk terlaksananya pembangunan.
Lanjut baca,