Artikel ke-1.336
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 28 Oktober 2022, situs https://kpi.stainkepri.ac.id memuat artikel berjudul: “Eksistensi Bahasa Melayu Pasca Penetapan Raja Ali Haji sebagai Pahlawan Nasional.” Artikel ini dibuka dengan kutipan Gurindam 12 pasal kelima: “Jika hendak mengenal orang berbangsa. Lihat kepada budi dan bahasa.”
Tanggal 28 Oktober memang diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai suku dan golongan bersumpah: berbangsa satu, bangsa Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia.
Nah, terkait dengan bahasa Indonesia itu, perlu dikenal seorang sastrawan dan ulama besar bernama Raja Ali Haji. Bahasa Melayu yang merupakan bahasa yang tidak memiliki tingkatan dalam penuturannya dan bahasa yang mudah untuk di kuasai, dengan strukturnya yang sederhana dan kosakata yang bersifat terbuka itu memudahkan orang awam untuk memahaminya. Dan Bahasa Melayu yang berkembang di Riaulah yang kemudian dikembangkan oleh Raja Ali Haji sebagai cikal bakal bahasa Indonesia.
Pada Kongres Pemuda yang digelar pada tanggal 28 Oktober 1928 telah ditetapkan buku karya Raja Ali Haji yang berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa sebagai bahasa nasional Indonesia, yang dikenal juga sebagi hari sumpah pemuda. Kemudian pada tahun 1972, Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang terpakai sebagai bahasa Indonesia hingga sekarang.
Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas perjuangan Raja Ali Haji di bidang bahasa, Gubernur Riau, H.M. Rusli mengusulkan menjadikan Raja Ali Haji sebagai Pahlawan Nasional. Lalu Akhirnya Pada tahun 2004, keluarlah keputusan Presiden RI No. 089/TK/Tahun 2004 yang menyatakan bahwa Raja Ali Haji adalah Pahlawan Nasional. Dan dengan karya tata bahasanya yaitu buku Bustan Al-Katibin beliau mendapat gelar sebagai Bapak Bahasa Indonesia.
Adapun beberapa bentuk penghargaan atas jasa-jasanya, pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mendirikan sebuah Monument Bahasa Melayu dan mengangkat kisah Raja Ali Haji menjadi sebuah film yang berjudul “Mata Pena Mata Hati Raja Ali Haji”. Penghargaan serta penghormatan Raja Ali Haji juga ditulis dalam sebuah buku biografi yang berjudul “Sejarah Perjuangan Raja Ali Haji Sebagai Bapak Bahasa Indonesia” yang terbit pada tahun 2004. Eksistensi Bahasa Melayu Masa Kini.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/ingat-sumpah-pemuda,-ingat-raja-ali-haji