Artikel ke-1.677
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada hari Ahad, 8 Oktober 2023, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) menggelar acara penting bertema: “Kajian Peradaban dan Pelatihan Menulis Artikel Ilmiah Populer”. Tema kajian adalah: “Kiat Membentuk Generasi Muda Cinta Ilmu dan Cinta Dakwah.”
Pembicaranya, Fatih Madini (21 tahun), mahasiswa STID Mohammad Natsir yang juga masuk kategori Generasi Z (Gen-Z). Fatih Madini – yang biasa dipanggil Imad – menawarkan satu model pendidikan untuk membentuk Gen-Z yang unggul, yakni generasi yang cinta ilmu dan cinta dakwah.
Ada delapan langkah yang perlu dilakukan untuk membentuk Gen-Z yang unggul, yaitu: (1) Memahami hakikat kemuliaan ilmu dalam Islam (2) Memahami sejarah keagungan peradaban ilmu dalam Islam (3) Meninggalkan paham sekolahisme dan linierisme sempit (4) Menyeimbangkan aktivisme dan intelektualisme, (5) Memahami keutamaan dakwah dalam Islam, (6) Memahami urgensi dakwah dalam Islam (7) Menelaah keteladanan dakwah para tokoh Islam (8) Mengikis penyakit hubbud-dunya.
Pada kesempatan itu, saya memberikan pengantar tentang pentingnya kita menyiapkan generasi muda, khususnya Gen-Z, yang siap menyambut Era Indonesia Emas tahun 2045. Kita memiliki waktu sekitar 20 tahun untuk menyiapkan para pemimin dan generasi unggul itu. Jangan sampai terlewatkan waktu yang strategis ini.
Secara panjang lebar dan sistematis, Fatih Madini menyampaikan presentasinya, dengan merujuk kepada sumber-sumber penting tentang pendidikan dan peradaban. Peserta kajian mendapat wawasan dan makalah tentang sejarah kebangkitan Islam yang dimulai dengan bangkitnya budaya ilmu dan dan kecintaan perjuangan menegakkan agama Allah. Pembicara juga berbagi pengalaman dan kiat menanamkan sikap cinta ilmu dan dakwah untuk generasi muda, bahkan untuk anak-anak sejak usia dini.
Fatih Madini telah menuangkan gagasannya ini dalam buku ketiganya setebal 434 halaman, berjudul “Solusi Kekacauan Ilmu” (Depok: YPI At-Taqwa, 2021). Konsep ini juga telah ia coba terapkan untuk dirinya dan untuk para muridnya di Pesantren At-Taqwa Depok.
Saat berumur 16 tahun, Fatih Madini menerbitkan buku pertamanya berjudul: Mewujudkan Insan dan Peradaban Mulia (Depok: YPI At-Taqwa, 2018). (https://www.panjimas.com/inspirasi/2018/10/26/fatih-madini-santri-millenial-usia-16-tahun-penulis-buku-pemikiran-islam/).
Tahu 2018 itu pula, atas permintaan Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud, buku ini pernah ia presentasikan di Forum Internasional, Saturday Night Lecture, di CASIS-Universiti Teknologi Malaysia Kuala Lumpur.
Tahun 2018, terbit buku keduanya, berjudul: Reformasi Pemikiran Pendidikan Kita (Depok: YPI At-Taqwa, 2020). Sedangkan, buku ketiganya berjudul Solusi Kekacauan Ilmu, terbit tahun 2021. Buku ini merupakan hasil riset yang cukup panjang dan telah diuji sebagai skripsi di At-Taqwa College.
Fatih Madini pernah mengisi sejumlah seminar, pelatihan, dan kuliah umum di beberapa kampus dan pesantren. Pada umur 17 tahun, ia diundang oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan (FKM-UNISKA) Muhammad Arsyad Albanjari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk menyampaikan ceramah kepada para mahasiswa baru, dengan tema: “Membentuk Mahasiswa Milenial yang Islami, Profesional, dan Berkarakter” (https://hidayatullah.com/berita/berita-dari-anda/2019/09/14/170585/fatih-madini-bahas-pendidikan-adab-di-depan-mahasiswa-uniska.html).
Pada 4 Oktober 2022, Fatih Madini mengisi acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Abdurrab Riau, Pekanbaru. Di hadapan lebih dari 800 mahasiswa baru, ia mengangkat tema “Berkarya dan Beradab di Usia Muda”. (https://mediadakwah.id/ini-tips-dari-mahasiswa-dewan-dawah-agar-bisa-berkarya-dan-beradab-di-usia-muda/).
Lanjut baca,
DELAPAN LANGKAH MEMBENTUK GENERASI-Z YANG UNGGUL (adianhusaini.id)