Artikel ke-1.334
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Rasulullah saw pernah mengingatkan: “Demi Allah! Bukan kefakiran yang aku takutkan dari kalian. Justru aku takut, dunia dibukakan kepada kalian dengan selebar-lebarnya, sebagaimana telah dibukakan kepada umat-umat sebelum kalian. Kemudian kalian bersaing dalam dunia, sebagaimana mereka bersaing. Dunia kemudian menghancurkan kalian, sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (HR Bukhari).
Kita patut camkan benar-benar sabda Nabi kita itu: “Dunia kemudian menghancurkan kalian, sebagaimana telah menghancurkan mereka!” Godaan dunia itu sangat besar. Setan pun sudah piawai dalam memainkan kartu godaan dunia ini. Sampai-sampai dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim digambarkan, ada manusia-manusia yang paginya mukmin tapi sorenya sudah kafir. Sebaliknya, sore harinya masih beriman, esok paginya sudah menjadi kafir. Mengapa? Karena mereka menjual agamanya dengan godaan dunia (yabii’u diinahuu bi-‘aradlin minad-dunyaa).
Kemiskinan dan kefakiran juga suatu ujian yang berat. Kefakiran juga dekat dengan kekufuran. Tetapi, Rasulullah saw pun mengkhawatirkan ketika pintu-pintu dunia sudah dibuka lebar-lebar untuk kita semua. “Dunia” bisa mengubah hidup seorang aktivis dakwah dalam waktu singkat. Ketika dunia dibuka seluas-luasnya oleh Allah, maka uang mengalir seperti kucuran air mengalir deras, seolah tanpa batas. Ketika itulah, ujian menjadi lebih berat.
Perjuangan Islam di Indonesia pada hakekatnya adalah perjuangan melanjutkan amanah risalah kenabian, yakni penegakan Tauhid dan menyempurnakan akhlak mulia, sebagaimana misi Rasulullah saw. Maka, tantangan yang dihadapi juga sama dengan tantangan yang dihadapi para Nabi. Dijelaskan dalam QS al-An’am:112, bahwa musuh pada Nabi adalah setan, yang aktivitasnya menyebarkan kalimat-kalimat yang indah dengan tujuan menipu manusia.
Setan-setan itu pasti mendukung kejahatan dan segala hal untuk menghambat tegaknya misi kenabian, yakni tegaknya Tauhid di muka bumi. Disebutkan dalam al-Quran: “Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan munkar.” (QS an-Nuur: 21).
Setan itu wujud yang nyata. Dalam QS 6:112 tadi disebutkan, bahwa setan itu ada dua jenis, yaitu setan jenis manusia dan setan jenis jin (syayaathinal insi wal-jinni). Bahkan disebutkan dalam QS 2: 208: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan; dan jangan ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu!” Jadi setan itu musuh yag nyata, sangat nyata!
Jadi, secara internal umat Islam, bisa dikatakan bahwa tantangan terbesar ada pada diri umat Islam itu sendiri. Tantangan paling mendasar adalah masalah keilmuan dan penyakit hubbud-dunya. Secara umum, kita belum menjadikan budaya ilmu sebagai tradisi kehidupan sehari-hari. Bahkan, tidak jarang, ilmu yang dipelajari keliru, adab belajar juga keliru, sehingga melahirkan pandangan dan sikap yang tidak tepat dalam merespon tantangan. Tidak paham siapa kawan dan siapa lawan. Tidak paham mana yang penting, terpenting, dan mana yang tidak atau kurang penting.
Lanjut baca,