HIKMAH MUSIBAH: AGAR KITA SEMAKIN SADAR UNTUK APA KITA HIDUP

HIKMAH MUSIBAH: AGAR KITA SEMAKIN SADAR UNTUK APA KITA HIDUP

Artikel Terbaru ke-1.886

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Musibah demi musibah terus menimpa masyarakat kita. Musibah datang silih berganti: kecelakaan kendaraan, banjir, gempa bumi, tanah longsor, wabah penyakit, dan berbagai bentuk musibah lainnya. Ilmu inderawi (empiris) dan ilmu rasional telah banyak membantu dalam memahami sebab-sebab terjadinya musibah. Tapi, ilmu wahyu memberikan jawaban yang lebih komprehensif.

            Para analis bencana terkadang enggan menyebutkan bahwa bencana itu terjadi karena kehendak Allah SWT. Dalam menjelaskan tentang sebab terjadinya gempa bumi, misalnya, biasanya hanya dijelaskan bahwa gempa bumi terjadi karena lempengan-lempengan bumi bergesar.

Patutlah kita bertanya, apakah lempengan bumi itu punya kehendak untuk bergerak sendiri? Atau, apakah lempengan-lempengan bumi itu bergerak karena ada yang menggerakkan? Saat terjadi wabah Covid-19, kita patut bertanya, apakah virus-virus itu datang dengan kehendaknya sendiri, atau ada yang menggerakkan?

            Saat terjadi musibah apa pun, kaum muslim pasti memahami bahwa semua itu terjadi karena kehendak Allah SWT. Bisa saja manusia memahami sebab-sebab terjadinya musibah banjir secara inderawi dan aqli. Tapi, itu saja tidak cukup komprehensif untuk menjelaskan suatu musibah; masih diperlukan penjelasan berdasarkan ilmu wahyu (revealed knowledge).

            Menurut ilmu wahyu, ada sebab-sebab terjadinya musibah yang menimpa manusia. Misalnya, Allah murka karena disekutukan dengan makhluk. "Dan mereka berkata: Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak.  Sesungguhnya (perkataan kamu semacam itu) merupakan perkara yang sangat keji.  Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menuduh Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak." (QS. Maryam: 88-92)

            Musibah bisa terjadi karena Allah memberikan peringatan kepada semua orang, bukan hanya kepada orang-orang zalim saja di antara mereka.  "Dan takutlah pada fitnah (azab/bencana) yang tidak khusus ditimpakan kepada orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksa-Nya." (QS. Al-Anfal: 25)

            Rasulullah saw menjelaskan: “Tidaklah suatu kaum melakukan zina dan riba secara terang-terangan, melainkan Allah berhak untuk menimpakan azabnya kepada mereka." (HR Ahmad)

            Namun, ada juga bencana yang terjadi terkait dengan perilaku manusia yang merusak alam: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41).

Bagi kaum muslim, musibah ini bisa dijadikan pelajaran dan segera melakukan perenungan kembali. Mengapa Allah menjatuhkan musibah; merenungkan kembali, makna dan tujuan hakiki dari kehidupan. Manusia diciptakan Allah hanyalah untuk melakukan ibadah kepada Allah (QS Adz-dzariyat:56).

Lanjut baca,

HIKMAH MUSIBAH: AGAR KITA SEMAKIN SADAR UNTUK APA KITA HIDUP (adianhusaini.id)

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait