Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dalam buku “Khotbah-khotbah Terakhir Rasulullah SAW” karya Ali Abdullah (Yogya: Penerbit Bunyan, 2015) dikisahkan, bahwa suatu ketika Aisyah r.a. menyaksikan Rasulullah saw masuk rumah tanpa berkata-kata. Beliau masuk, lalu berwudhu, dan kemudian keluar ke masjid untuk berkhotbah. Inilah kesaksian Aisyah r.a. tentang isi khotbah Nabi saw:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah SWT berfirman kepada kalian: Serulah manusia untuk menegakkan kebenaran dan cegahlah kemunkaran, sebelum tiba saat dimana kalian berdoa kepada-Ku, tetapi tidak Aku kabulkan, kalian meminta kepada-Ku, tetapi tidak Aku kasih, dan kalian meminta tolong kepada-Ku, tetapi Aku tidak menolong kalian.” (HR Ahmad, Ibnu Hibban, Ibnu Majah).
Hadits ini satu diantara hadits-hadits Nabi yang memerintahkan agar umat Islam menjadi umat pejuang dalam menegakkan kebenaran dan melawan kemunkaran. Umat Islam adalah ummatud-da’wah, umat pejuang. Dan itulah nilai serta hakikat eksistensi umat Islam. Umat Islam akan menjadi umat mulia jika mereka menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.
“Kalian adalah umat terbaik yang dikirimkan kepada umat manusia; kalian menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan kalian beriman kepada Allah” (QS Ali Imran: 110).
Jadi, umat Islam akan menjadi umat mulia, jika menjadi umat pejuang. Sebaliknya, umat Islam akan menjadi umat yang hina, jika mereka meninggalkan perjuangan. Kapan mereka meninggalkan perjuangan? Biasanya itu terjadi ketika mereka terkena penyakit “cinta dunia”. Ketika itulah mereka menjadi umat yang lemah, hina, dan dijadikan bahan ejekan dan objek permainan berbagai kaum.
Termasuk diantara pesan-pesan terakhir Rasulullah saw adalah peringatan beliau tentang bahaya penyakit “cinta dunia” ini: "Hampir tiba suatu masa dimana berbagai bangsa/kelompok mengeroyok kalian, bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerubuti satu hidangan." Seorang sahabat bertanya: "Apakah karena jumlah kita yang sedikit pada hari itu?" Nabi SAW menjawab: "(Tidak) Bahkan jumlah kalian pada hari itu sangat banyak, tetapi kalian adalah buih, laksana buih air yang mengalir. Allah mencabut rasa gentar terhadap kalian dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah menanamkan penyakit "al wahnu". Seorang bertanya, "Apakah al wahnu itu wahai Rasulallah?" Rasulullah menjawab: "Cinta dunia dan takut mati." (HR Abu Dawud).
Lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/jangan-salah-didik,-nanti-doa-tak-dikabulkan