Artikel Terbaru ke-2.033
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dalam disertasi doktornya yang berjudul “Konsep Pendidikan Guru Menurut KH Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara”, Dr. Syahrul mengungkap kiat sukses KH Ahmad Dahlan dalam menjalankan misi besarnya. Yakni, lahirkan guru-guru hebat yang akan melanjutkan perjuangannya.
Kiai Dahlan mempunyai misi besar dalam mendirikan Muhammadiyah. Yakni, membebaskan umat Islam dan bangsa Indonesia dari penjajahan. Bukan hanya penjajahan politik, ekonomi, dan militer, tetapi yang lebih mendasar dari itu semua adalah penjajahan pemikiran.
Presiden Soekarno menyadari arti penting dari perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah. Diantara dasar penetapan KH Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional (Keppres no. 657/1961) adalah bahwa: “KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat.”
Jadi, patut kita camkan, bahwa KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah ada kaitannya dengan penyadaran umat Islam Indonesia, “sebagai bangsa terjajah”! Dan salah satu penjajahan oleh bangsa Barat – kolonialis Belanda – waktu itu adalah penjajahan melalui pendidikan. Karena itulah, KH Ahmad Dahlan melakukan perlawanan terhadap penjajahan melalui amal nyata, yaitu melalui pendidikan.
Gerakan Kiai Dahlan itu dimulai dengan mendidik murid-muridnya menjadi guru-guru yang hebat. Sebagaimana dikatakan oleh Imam al-Ghazali, tugas utama guru adalah menyempurnakan, membersihkan, dan menyucikan hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tugas yang diembannya hampir sama dengan tugas seorang rasul.
K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923) adalah teladan sebagai guru dan teladan pula dalam pendidikan guru. Ia hidup pada zaman yang ditandai dengan kondisi sosial masyarakat yang terjajah dan terpuruk, di mana pendidikan kolonial berusaha melemahkan perjuangan bangsa Indonesia dengan sekulerisasi dan godaan materi.
Hasil penelitian Dr. Syahrul menunjukkan bahwa GURU menurut KH. Ahmad Dahlan adalah sosok yang memiliki peran sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pendorong yang bertindak dengan ikhlas, berakhlak mulia, berpikiran progresif, serta menjadi teladan dalam mendidik siswa agar mereka memiliki akhlak yang baik, bertakwa, kemampuan berpikir kritis, percaya diri, ahli dalam ilmu agama serta berwawasan yang luas, dan semangat untuk memberikan pencerahan kepada umat manusia.
Jadi, gerakan Kiai Dahlan adalah gerakan pembebasan manusia dari belenggu penjajahan kolonialisme yang ketika itu dilakukan dalam berbagai bentuknya. Gerakan pembebasan itu harus dimulai dengan penanaman nilai Tauhid agar manusia terbebas dari penjajahan hawa nafsu dan pemikiran-pemikiran yang melemahkan. Pembebasan manusia dimulai dari pembebasan jiwanya dari kecintaan kepada dunia dan hilangnya semangat pengorbanan.
Kiai Dahlan menjadikan dirinya sebagai model ideal seorang guru pejuang. Ia benar-benar menjadikan sosok Nabi Muhammad saw sebagai model utama dalam perjuangan. Dirinya, keluarganya dan sahabat-sahabat terdekatnya diupayakan menjadi model dan pelopor perjuangan. Mereka diajak untuk memahami dan menyadari arti penting hidup untuk berjuang membebaskan manusia dari kebodohan dan kekufuran.
Lanjut baca,