KASIHAN PENDIDIKAN KITA, SEPERTI PASIEN KEBANYAKAN DOKTER

KASIHAN PENDIDIKAN KITA,  SEPERTI PASIEN KEBANYAKAN DOKTER

 

Artikel Terbaru ke-2.032

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Sudah dua bulan lebih saya menderita sakit peradangan sendi lutut. Alhamdulillah, kondisi semakin membaik. Tapi, selama dua bulan itu, saya banyak sekali menerima saran cara pengobatannya. Ada yang bertentangan satu dengan lainnya. Saya memilih cara pengobatan yang menurut saya, ada dasar ilmiahnya.

            Ada yang – misalnya – menyarankan saya secara rutin minum ramuan tertentu. Ada yang meminta saya menepuk-nepuk lutut dalam jumlah tertentu. Ada yang melarang memakan makanan tertentu. Sebaliknya ada juga dokter yang menyarankan memakan makanan tersebut. Dan sebagainya. Banyak sekali yang bercerita tentang teman atau saudaranya bisa sembuh dengan cara tertentu.

            Saya berterimakasih dengan semua saran dan masukan. Mungkin saja cara tertentu itu baik atau cocok untuk orang tertentu. Tapi, itu tidak cocok untuk orang lain. Sebab, kondisi tiap orang memang berbeda. Bahkan, terakhir, saya mendapatkan hadiah tes kesehatan tertentu yang memperlihatkan kondisi badan lebih komprehensif.

            Tampaknya, kondisi kesehatan kita mirip dengan kondisi seorang pasien – dengan berbagai macam penyakit -- yang ditangani banyak dokter, secara bergantian.  Para dokter itu memiliki cara pandang yang berbeda dalam mendeskripsikan ‘penyakit’ sang pasien dan tentu saja juga cara mengobatinya. Satu diagnosa dan terapi belum tuntas dilaksanakan, dokter yang bertugas sudah diganti dokter lain. Lalu, dokter baru, mulai melakukan diagnosa lagi, dan nanti bikin resep baru lagi.

            Kita bisa melihat dalam kasus Ujian Nasional (UN)!  Begitu Nadiem Makarim diangkat jadi Menteri Pendidikan, tahun 2019, suara-suara untuk penghapusan UN bermunculan. Sejumlah pakar pendidikan sudah menyatakan dukungannya, agar UN dihapus saja.

"Itu (penghapusan UN) yang sedang kami kaji. Ditunggu kabarnya," ujat Mendikbud Nadiem Makarim di Jakarta (28/11/2019). Menteri Nadiem mengatakan bahwa Kemendikbud saat ini sedang berusaha menciptakan kesinambungan antara sistem pendidikan dan dunia industri. Salah satu caranya adalah deregulasi dan debirokratisasi.

            "Juga arahan Pak Presiden untuk menciptakan link and match antara sistem pendidikan kita dan apa yang dibutuhkan di dunia industri dan lain-lain. Untuk mencapai itu, ada beberapa hal yang satunya adalah deregulasi dan debirokratisasi dari semua instansi unit pendidikan. Makanya platformnya yang kami sebutkan itu merdeka belajar," kata dia.

            Mendikbud pun menyampaikan, bahwa pihaknya akan melakukan penyederhanaan kurikulum, dengan lebih mengutamakan kompetensi daripada sekadar menghafal.

            "Dari situ harus adanya penyederhanaan dari sisi kurikulum maupun asesmen agar beralih kepada yang sifatnya yang lebih kompetensi dan bukan saja menghafal informasi. Itu suatu perubahan yang akan kita terapkan dan kita sempurnakan," ujarnya, seperti dikutip detik.com

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/kasihan-pendidikan-kita,--seperti-pasien-kebanyakan-dokter

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait