KEBIJAKAN DAKWAH PAK NATSIR: KAPAN DIAM, KAPAN BICARA

KEBIJAKAN DAKWAH PAK NATSIR: KAPAN DIAM, KAPAN BICARA

Oleh: Dr. Adian Husaini(www.adianhusaini.id)

Dalam buku Fiqhud Da'wah, Mohammad Natsir memuat satu bahasan menarik tentang hikmah (kebijakan) dakwah dalam hal memahami dengan tepat, kapan harus bicara dan kapan perlu diam. Pembahasan itu diletakkan dalam bagian: "Kaifiat dan Adab Da'wah".
Pak Natsir mengungkap cerita menarik tentang kebijakan dakwah Rasulullah saw di awal-awal masa kenabian di Kota Mekkah. Pada permulaan risalah, Rasulullah saw mendapat perintah: "Wa-andzir 'asyiiratakal aqrabiin" (Dan berilah peringatan kepada keluargamu terdekat). (QS Asy'Syu'ara: 214).
Maka, segera Rasulullah saw mengundang keluarga dekatnya untuk makan bersama-sama di rumah beliau. Yang hadir kira-kira 40 orang. Termasuk diantaranya ialah Abu Lahab, paman Nabi sendiri. Usai makan, Rasulullah saw bersiap-siap menyampaikan dakwahnya kepada keluarga terdekat. Tapi, Abu Lahab memotong pembicaraan beliau.
Abu Lahab berdiri, berbicara dengan suara lantang dan mengancam serta melecahkan Rasululullah saw. Begini antara lain kata-kata Abu Lahab:
"Mereka yang hadir ini adalah saudara-saudara bapakmu dan anak-anak keturunan dari saudara-saudara bapakmu. Maka, sekarang berbicaralah dan hentikanlah penyelewenganmu itu. Jangan kamu menyerang agama kaummu. Jangan kamu serahkan mereka kepada kemarahan bangsa Arab. Sebab, sesungguhnya kaummu tidak akan sanggup melawan bangsa Arab keseluruhannya. Mereka tidak sanggup berperang dengan mereka."
"Kaummu sudah tahu maksudmu, hendak mengubah agama mereka. Tidak tersembunyi bagi mereka, apa urusanmu dan bahwa kamu mengajak mereka kepada penyelewengan, supaya keluar dari tradisi nenek moyang (kita)."
"Awaslah jaga keselamatan dirimu dan keselamatan keturunan bapakmu. Ketahuilah bahwa bangsa Arab tidak akan membiarkanmu. Tidak sulit bagi mereka untuk menyerangmu dan membunuhmu."
"Kembalilah kepada agama bapakmu dan nenek moyangmu. Itulah lebih baik bagimu. Kalau tidak, kami akan penjarakan kamu, sampai kamu sehat kembali dari penyakitmu itu, sehingga kami dapat melindungimu dari kemarahan bangsa Arab. Kami lebih pantas mendididikmu sampai pikiranmu sehat kembali, sehingga kamu bebas dari penyakitmu… Aku tidak pernah melihat seseorang mendatangkan malapetaka kepada keluarga bapaknya, seperti yang kamu lakukan ini."

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/kebijakan-dakwah-pak-natsir:-kapan-diam,-kapan-bicara

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar