KEKUFURAN VERSUS KEYAKINAN

KEKUFURAN VERSUS KEYAKINAN

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Muktamar NU ke-5 di Pekalongan, Jawa Tengah, tahun 1930, memutuskan ada beberapa jenis kafir: (1) Kafir ingkar: ialah orang yang tidak mengenal Tuhan sama sekali dan tidak mengakuinya, (2) Kafir juhud: ialah orang yang mengenal Tuhan dalam hati, tetapi tidak mengikrarkan dengan lesannya, seperti Kafirnya iblis dan orang Yahudi. (3) Kafir nifaq: ialah orang yang mengikrarkan dengan lisan, tetapi tidak mempercayai Tuhan dalam hatinya, (4) Kafir ‘Inad: ialah orang yang mengenal Tuhan dalam hatinya dan mengikrarkan dengan lisannya, tetapi tidak taat kepada-Nya.

Jadi, Iblis dan Yahudi disebut sebagai kafir. Iblis disebut kafir,  karena membangkang kepada Allah. Kaum Yahudi juga jelas-jelas kekafirannya, karena mereka tidak mengimani kerasulan Muhammad saw.

Dalam masalah keimanan, kita mengenal rukun iman, yakni beriman kepada Allah, Malaikat,  Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulnya, Hari Akhir, dan takdir Allah. Keenam perkara itu termasuk ke dalam “rukun”, artinya keimanan seseorang tidak sah jika tidak mencakup keenam rukun tersebut. Yang namanya ‘rukun salat’ artinya, salat kita batal jika tidak mengerjakan salah satu rukunnya, seperti niat, ruku’,  sujud, i’tidal, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, masalah iman dan kufur, mukmin dan kufur, adalah masalah mendasar dalam Islam. Adalah tugas para ulama untuk menjelaskan kepada umatnya, mana iman dan mana kufur; mana yang lurus dan mana yang sesat; mana haq dan mana bathil.

            Ulama dan para pemimpin umat tidak seyogyanya membuat masalah menjadi kabur, dengan menyatakan, misalnya: “Manusia tidak berhak memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Hanya Allah saja yang berhak menghukumi. Hanya Allah saja yang tahu mana yang sesat dan mana yang mendapat petunjuk.”

            Pengkaburan seperti itu sangat tidak benar, mengingat, setiap hari, seorang Muslim minimal 17 kali berdoa kepada Allah: “Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka dan bukannya jalan orang-orang yang Engkau murkai atau jalannya orang-orang yang sesat.”

Rasulullah saw juga mengajarkan doa kepada kita: “Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang haq itu haq dan berikanlah kemampuan kepada kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang bathil itu bathil, dan berikanlah kemampuan kepada kami untuk menjauhinya.”

Lanjut baca,

 

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/kekufuran-versus-keyakinan

 

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar