MENABUR BENIH KEBAJIKAN DI BUMI NTT

MENABUR BENIH KEBAJIKAN DI BUMI NTT

 Artikel ke-1.258

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Pada Hari Jumat (5/8/2022), sekitar pukul 20.30 WIB saya menuju bandara Soekarno Hatta. Malam itu giliran provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang harus saya kunjungi. Pesawat ke Kupang terjadwal hari Sabtu (6/8/2022), dini hari pukul 01.55 WIB. Kunjungan kali ini ditemani Dr. Misbahul Anam dan Dr. Ahmad  Annuri, pengurus pusat Dewan Da’wah.

            Dua pekan berturut-turut sebelumnya, saya sudah mengunjungi Sumatera Barat dan Riau. Di NTT, banyak jadwal kegiatan sudah disiapkan. Tapi, karena kondisi kesehatan yang belum baik benar, saya minta dijadwalkan yang pokok-pokok saja.

            Acara utama di Kupang adalah menghadiri Pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus Dewan Da’wah Provinsi NTT. Acara tambahan: Seminar Nasional tentang Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Kupang, mengisi kuliah umum di Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Kupang, dan “Wisata Kuliner”.

            Alhamdulillah, pesawat mendarat di Bandara Eltari Kupang, pada Sabtu pagi, sekitar pukul 06.00 WITA. Tentu saja, kantuk masih menggelayuti. Tapi, tak ada banyak waktu untuk istirahat. Pukul 08.30 sudah harus berangkat menuju acara Pelantikan Pengurus Dewan Da’wah NTT. Ketua Dewan Da’wah NTT periode masa khidmat 2021-2026 dinakhodai oleh Ustadz Ramli MH.

            Acara pelantikan pengurus Dewan Da’wah NTT sudah beberapa kali tertunda karena pandemi Covid-19. Syukurlah, acara kali ini berlangsung cukup bersahaja. Gubernur NTT Victor Laiskodat memberikan sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT. Ada utusan dari Polda dan Korem, Kantor Kemenag NTT, MUI, dan sejumlah Ormas Islam di NTT.

            Dalam setiap acara pelantikan pengurus Dewan Da’wah, senantiasa dilaukan pembacaan ikrar. Isinya antara lain, komitmen untuk melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, mentaati AD-ART organisasi, khittah dakwah, dan kebijakan pimpinan pusat, menguatkan aqidah, mempererat ukhuwah, dan menjaga keutuhan NKRI.

Pada kesempatan tersebut, saya menyampaikan makna ikrar “Menjaga Keutuhan NKRI”. Bagi Dewan Da’wah, komitmen menjaga keutuhan NKRI bukanlah basa-basi politik. Sebab, para pendiri Dewan Da’wah adalah tokoh-tokoh pendiri bangsa (founding fathers), yang sangat dikenal dalam sejarah perjuangan bangsa. Mereka adalah Mohammad Natsir, Sjafroedin Prawiranegara, HM Rasjidi, Mohammad Roem, Prawoto Mangkusasmito, dan sebagainya.

Mohammad Natsir adalah pelopor Mosi Integral pada tahun 1950 yang akhirnya mengembalikan Indonesia dari Republik Indonesia Serikat ke bentuk Negara Kesatuan. Mohammad Natsir pula yang diutus oleh Mohammad Hatta untuk membujuk Sjafroedin Prawiranegara agar bersedia menyerahkan kembali mandat sebagai ketua PDRI kepada Presiden Soekarno. Atas berbagai jasanya itu, Mohammad Natsir dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI pada tahun 2008.

Kepahlawanan Sjafroedin Prawiranegara juga tercatat dalam tinta emas, sebagai Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), yang menjalankan tugas kepresidenan ketika Presiden dan Wakil Presiden serta para menteri ditangkap oleh tentara Belanda dalam agresi militer kedua. Ia juga merupakan Gubernur Bank Sentral yang pertama. Sjafroedin akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/menabur-benih-kebajikan-di-bumi-ntt

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait