Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Prof. Wilfred Cantwell Smith adalah professor emeritus 'comparative study of religion' di Harvard University dan mantan direktur The Center for the Study of World Religions. Tahun 1953, ia mendirikan Institute of Islamic Studies di Montreal's McGill University. Tahun 1973, ia pindah ke Halifax, Nova Scotia, dan mendirikan satu 'department of comparative religion di Dalhousie University.
W.C. Smith menulis lusinan buku, diantaranya adalah Towards a World Theology and The Meaning and End of Religion. W.C. Smith adalah seorang Presbyterian. Yakni, Kristen penganut tokoh reformis John Calvin (1509-64). Gereja Presbyterian lebih liberal dibandingkan gereja Lutheran.
Calvin berpendapat bahwa Bible memiliki otoritasnya sendiri dalam semua bidang kepercayaan dan praktik ritualitas. Ia menolak otoritas keuskupan, dan semua jenis dekorasi dalam gereja, begitu juga dengan hampir semua musik dan seremonial. Anggota gereja ini tidak banyak, hanya sekitar 24 juta, dan merupakan jenis Kristen dominan di Scotland, Belanda, dan Switzerland. (Tentang Presbyterian, lihat, John Young, Christianity, (London: Hodder Headline Ltd., 2003).
Sangat mungkin, pemikiran bercorak liberal Smith dalam soal "makna Islam", ada kaitannya dengan kepercayaanya sebagai seorang Presbiter. Sebagai reformis dalam tubuh Kristen yang sama-sama menolak otoritas Paus, Calvin memang lebih liberal dari Martin Luther, meskipun mereka masih mengakui otoritas Bible dan memegang corak interpretasi bersifat literal terhadap Bible.
Menurut Interpretasi literal, teks Bible haruslah diinterpretasikan sesuai dengan makna yang jelas (plain meaning), sesuai konstruksi tata bahasa dan konteks sejarahnya. Model ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kemauan penulis Bible. Mereka percaya bahwa kata-kata yang tercantum dalam Bible adalah berasal dari Tuhan.
Model interpretasi ini dianut oleh banyak tokoh dalam sejarah Kristen, seperti Jerome (pakar Bible pada abad ke-4 M), Thomas Aquinas, Nicholas of Lyra, John Colet, Martin Luther, dan John Calvin. (Lihat The New Encyclopaedia Britanica. (Chicago: Encyclopaedia Britanica Inc., 1985). Namun, Gavin D'Costa, menyebut, bahwa W.C. Smith, sebagaimana John Hick, adalah pendukung kuat gagasan Religious Pluralism, yang berusaha menyusun justifikasi teologisnya. (Lihat, Gavin D'Costa, Theology and Religious Pluralism, (Oxford:Basis Blackwell Ltd, 1986).
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/mengenal-prof.-wilfred-cantwell-smith