Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Dakwah adalah kewajiban setiap muslim. Rasulullah saw berpesan, bahwa siapa saja diantara kita yang melihat kemunkaran, maka ubahlah dengan tangan. Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisan. Dan jika tidak mampu, maka ingkar dengan hati. Itulah selemah-lemah iman.
Ada buku kecil yang ditulis oleh Mohammad Natsir berjudul "Di Bawah Naungan Risalah". Buku ini merupakan panduan dakwah yang ringkas dan menyentuh pikiran dan perasaan. Dalam buku ini, Pak Natsir mengawali dengan kisah-kisah perjuangan Rasulullah saw dan para sahabat Nabi dengan indah.
Lebih penting lagi, kisah-kisah itu diuraikan makna dan nilainya dalam konteks perjuangan dakwah di masa kini. Maka, kisah-kisah dari sirah Nabawiyah itu menjadi gambaran dan panduan kehidupan yang praktis. Bisa kita katakan buku ini merupakan panduan praktis bagi para aktivis dakwah. Isinya banyak berupa kisah-kisah yang penuh hikmah.
Sebagai contoh, bacalah uraian Pak Natsir tentang hadits Nabi yang memerintahkan kita menanam korma, walau pun besok kiamat tiba. Juga, bacalah kisah tantang permintaan Pak Natsir kepada seseorang untuk menyumbang kain sarung bagi para tahanan eks-PKI.
Orang tersebut enggan membantu, dengan alasan, orang-orang eks PKI itu tentu shalatnya hanya pura-pura. Pak Natsir menjelaskan, bahwa seorang ahli politik biasanya melihat teman-teman separtainya baik semua. Sedangkan yang di luar partainya dilihat selalu buruk dan tidak bisa berubah.
Itu berbeda dengan dai. Begini uraian Pak Natsir: "Tetapi kalau seorang dai mencoba menumbuhkan benih kebaikan, yang sedang ditutup oleh kejahatan yang berlapis itu. Dengan harapan mudah-mudahan benih-benih kebenaran yang kecil itu akan mekar, bertambah lama bertambah kuat, untuk menaklukkan apa yang jahat yang ada di sekelilingnya, ibarat ujung-ujung urat pohon beringin yang walaupun bagaimana halusnya, sanggup membelah batu karang."
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/panduan-mohammad-natsir-untuk-aktivis-dakwah