Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Bagi Ahmadiyah, mengimani kenabian Mirza Ghulam Ahmad, dianggap sebagai ajaran penting. Siapa pun yang tidak mengimani kenabian Mirza Ghulam Ahmad, dikatakan sesat, akan binasa, celaka, tidak selamat, dan sebagainya.
Tahun 1993, Jemaat Ahmadiyah Cabang Bandung, menerbitkan sebuah buku berjudul Memperbaiki Suatu Kesalahan (Eik Ghalthi Ka Izalah), karya asli Mirza Ghulam Ahmad yang dialihbahasakan oleh H.S. Yahya Pontoh. Di dalam buku ini, Mirza Ghulam Ahmad menegaskan:
“Aku bersumpah dengan nama Tuhan yang telah mengutusku – dan bersumpah dusta
atas nama-Nya adalah suatu perbuatan yang terkutuk – bahwa Dia lah Yang telah menjadikan dan mengutus aku sebagai Masih Mau’ud. Sebagaimana aku yakin dan percaya kepada segala ayat Al-Qur’an Suci, begitu pulalah dengan tidak membedakan sedikit jua pun, aku yakin dan percaya kepada wahyu-wahyu Allah Taala yang terang-benderang yang tela diwahyukan kepadaku, yang cukup jelas kepadaku kebenarannya yang dengan perantaraan tanda-tanda-Nya yang mutawatir.
Dengan berdiri di sisi Baitullah aku bersumpah, bahwa wahyu-wahyu suci diturunkan kepadaku adalah semuanya firman Tuhan Yang dahulu pernah menurunkan wahyu-wahyu-Nya kepada Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s. dan kepada yang mulia Muhammad Musthafa saw. Bumi juga telah menjadi saksi bagiku, demikian pun langit. Bahkan langit mengatakan bahwa aku ini Khalifatullah, demikian juga bumi; tetapi sebagai telah dikatakan dalam khabar-khabar ghaib, aku tentu akan ditolak oleh manusia. Orang-orang yang hatinya tertutup tentu tidak akan menerima aku.
Tetapi aku tahu dan yakin, bahwa Allah Taala sesungguhnya akan menolong aku, sebagaimana dahulu kala Dia menolong rasul-rasul-Nya. Seorang pun tiada yang akan dapat melawan aku, sebab pertolongan Allah tiada bersama mereka.” (hal. 13-14).
Simaklah kata-kata Mirza Ghulam Ahmad yang begitu tegas menyatakan: “Seorang pun tiada yang akan dapat melawan aku, sebab pertolongan Allah tiada bersama mereka.”
Lanjut baca,