Artikel ke-1.399
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada Hari Kamis-Jumat (22-23) Desember 2022, saya mengikuti “Konferensi Islam Negara ASEAN atau 2nd ASEAN Countries Conference”, di Denpasar, Bali. Tema besar Konferensi adalah “Khairu Ummah atau Umat Terbaik”.
Konferensi ini diikuti 140 peserta dari negara-negara ASEAN dengan menghadirkan narasumber para pimpinan ormas Islam, tokoh agama, dan akademisi dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, Myanmar, Vietnam, Timor Leste, dan Arab Saudi.
Konferensi Islam ASEAN ke-2 dibuka Wapres KH Ma’ruf Amin dan ditutup oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi. Konferensi menghasilkan 10 poin yang berupaya memperkuat sinergi negara ASEAN dan Arab Saudi serta memperkokoh persatuan umat Islam.
Berikut isi 10 poin rekomendasi Konferensi Islam ASEAN 2022:
- Memperkuat kerja sama dan sinergi negara ASEAN dan Arab Saudi dalam isu keagamaan dan diseminasi Moderasi Beragama (Wasathiyatul Islam);
- Memperkokoh persatuan umat Islam sebagai upaya kontributif terhadap berbagai tantangan keumatan yang dihadapi dunia internasional, baik di bidang politik, ekonomi, agama, sosial, budaya, lingkungan, dan iklim;
- Meneguhkan peran tokoh agama, cendekiawan Muslim, akademisi, dan Organisasi Kemasyarakatan Islam dalam mewujudkan dan menguatkan ketenteraman melalui pembentukan umat unggul yang berakhlak mulia;
- Mewujudkan Khairu Ummah (Umat Terbaik) dengan amar ma'ruf (mengajak pada kebaikan), nahi munkar (mencegah dari kemunkaran), dan beriman kepada Allah dengan terus mewujudkan sikap saling menghormati dan menghargai keberagaman budaya di masing-masing negara;
- Mengajak pada kebaikan (amar ma'ruf) tidak sebatas pada ibadah ritual, tetapi juga dalam upaya menjaga negara baik di bidang ideologi, politik, sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, pertahanan dan keamanan;
- Mencegah kemungkaran (nahi munkar) dilakukan dengan cara-cara yang baik dan dilakukan terhadap berbagai anasir disintegritas bangsa termasuk dalam rangka mewaspadai masuk dan berkembangnya paham ekstrem dan terorisme serta melawan semua jenis hoaks, kebohongan, disinformasi dan intoleransi;
- Meneguhkan komitmen seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan umat teladan yang menjadi pionir tegaknya kemaslahatan dan keadilan;
- Mengarusutamakan Wasathiyyatul Islam sebagai praktek keagamaan yg moderat, toleran dan adil layak digaungkan di dunia internasional sebagai solusi atas ancaman konflik kemanusiaan di dunia global;
- Penguatan peran filantropi Islam dan lembaganya sebagai salah satu instrumen sumberdaya untuk mewujudkan generasi mandiri dan sejahtera di tengah ancaman krisis pangan yang dihadapi dunia;
- Memperkuat peran perempuan dan keluarga dalam bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi dan budaya untuk mewujudkan khairu ummah.
(Sumber: https://www.nu.or.id/nasional/ini-10-poin-hasil-konferensi-islam-asean-2022-di-bali-2hWfE).
*****
Tema “khaira ummah” dalam Konferensi di Bali itu patut diperhatikan. Sebab, inilah amanah yang harus ditunaikan oleh umat Islam, sebagaimana disebutkan dalam QS Ali Imran: 110: “Kamu adalah umat terbaik yang diutus kepada umat manusia; kamu menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran, dan kamu beriman kepada Allah.”
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/ummatan-wasatha-itu-umat-yang-unggul-dan-terbaik