Artikel Terbaru (ke-1.710)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Bukan hanya badan harus sehat. Pikiran pun harus selamat agar terwujud akal yang sahih (aqlun shahihun). Pikiran yang sakit berdampak pada kesehatan jiwa dan raga. Jiwa dan raga perlu asupan yang sehat. Banyaknya asupan tak menjamin kesehatan. Bahkan, bisa jadi, jiwa dan raga bertambah sakit dan lemah.
Selama empat tahun (10 November 2019-10 November 2023) alhamdulillah, pojok artikel pilihan bisa bertahan dan terus berlanjut. Dan kini, masih bisa berlanjut. Lebih dari 1700 artikel pilihan telah tertulis.
Sejak awal proyek besar ini, saya sadar akan beratnya tantangan. Secara umum, alhamdulillah, target 1 hari satu artikel bisa tercapai. Pada umumnya, artikel-artikel dalam pojok 1000 artikel pilihan ini senantiasa berusaha membangun pola pikir yang sehat dan menyajikan problematika umat beserta solusinya.
Problem utama setiap manusia senantiasa berawal dari kekacauan pola pikirnya. Itu berasal dari masuknya informasi-informasi yang tidak sehat – alias keliru bahkan bathil. Kekeliruan pemikiran ini berdampak kepada kesalahan sikap dan perilaku. Itulah yang disebut hilang adab (loss of adab).
Adalah Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas yang mengangkat thesis bahwa akar masalah umat adalah hilang adab. Maka, solusianya adalah ta’dib atau proses penanaman adab dalam diri orang per orang. Lebih dari 50 tahun, Prof. al-Attas tak bosan-bosan menyampaikan thesis-nya tersebut.
Perjuangan untuk menjadi manusia beradab dan mewujudkan keadilan di tengah masyarakat merupakan amal yang sangat berat. Apalagi, kita sedang hidup dalam cengkeraman hegemoni peradaban sekuler dan materialis. Peradaban modern yang berlebihan dalam memuja syahwat inderawi dan duniawi ini telah “membutakan” dan “menulikan” begitu banyak orang. (Lihat: QS al-Jatsiyat:23).
Salah satu contoh loss of adab yang sangat menonjol di zaman ini adalah adab terhadap ilmu. Yakni, ketidaktahuan dan ketidakmampuan seseorang untuk memahami dan menempatkan derajat berbagai jenis ilmu, sesuai dengan harkat dan martabat yang ditentukan Allah.
Hasilnya ialah ilmu-ilmu fardhu ain dianggap remeh dan tidak diminati untuk dipelajari dengan serius. Tetapi, ilmu-ilmu yang mubah bahkan ilmu yang haram justru diutamakan dan dikejar sekuat tenaga. Maka, terjadilah pemujaan yang berlebihan terhadap penguasa, orang yang berharta atau yang banyak pengikutnya, tanpa mempedulikan aspek ketaqwaan dan akhlak mulia.
Loss of adab akan melahirkan pemimpin-pemimpin palsu di berbagai bidang kehidupan; mulai kepemimpinan keluarga, lembaga, sampai negara. Pemimpin yang tidak bisa berlaku adil; tidak mengerti bagaimana membuat dan melaksanakan kebijakan dengan adil.
Lanjut baca,
ARTIKEL PILIHAN UNTUK PRIBADI DAN MASYARAKAT BERADAB (adianhusaini.id)