Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada Jumat (17 Juli 2020), Pesantren At-Taqwa Depok menggelar Kuliah Umum dengan tema “Bagaimana Cara Mengajarkan Sejarah yang Benar kepada Anak”. Pada saat itu juga dibedah buku “Sejarah Nasional Indonesia untuk Pelajar” karya Dr. Suidat.
Acara itu sangat penting. Sebab, belajar sejarah bukan sambilan. Belajar sejarah secara benar adalah hal yang wajib bagi setiap muslim. Sebagian besar isi al-Quran adalah sejarah. Cendekiawan muslim Muhammad Asad – dalam bukunya Islam at the Crossroads – bahkan menuliskan rumus peradaban: “Jika mau membunuh satu peradaban, putuskan saja dengan sejarahnya!”
Begini persisnya, kata-kata Muhammad Asad dalam bukunya itu: “No civilization can prosper or even exist after having lost this pride and lost connection with its own past.” Jadi, suatu peradaban tidak akan berkembang, atau bahkan tidak akan bertahan jika ia kehilangan kebanggaannya dan terputus dari sejarahnya.
Maka, jangan heran, jika berbagai bangsa menyusun sejarahnya sendiri, untuk merumuskan masa depan mereka. Kaum Zionis Yahudi, misalnya, dalam deklarasi pendirian negara Israel menyebutkan, bahwa mereka punya “historical right” (hak sejarah), untuk mendiami Tanah Palestina. Kata mereka, nenek moyang mereka beratus-ratus tahun telah mendiami negeri tersebut.
Lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/belajar-sejarah-bukan-sambilan