INSYAALLAH, PESANTREN MASKUMAMBANG SEMAKIN BERKEMBANG

INSYAALLAH, PESANTREN MASKUMAMBANG SEMAKIN BERKEMBANG

Artikel Terbaru ke-2.047

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

Pada 9 November 2024, saya mendapat kehormatan untuk menyampaikan pidato wisuda sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Maskumambang, Gresik, Jawa Timur.  Meskipun lokasinya sangat jauh, tetapi momentum wisuda sarjana pendidikan Islam itu sangat strategis, dan sayang sekali jika dilewatkan.

            Ada 45 sarjana pendidikan Islam STIT Maskumambang yang diwisuda hari itu. Para guru itu adalah kunci kebangkitan umat. Apalagi, mereka lulus dari Pesantren Maskumambang. Ini pesantren sangat tua dan bersejarah, berdiri tahun 1859 M.

Disebutkan, bahwa Pesantren Maskumambang didirikan oleh KH Abdul Djabbar. Tujuannya untuk mencetak kader-kader dai yang diharapkan dapat menyebarkan ajaran Islam ke tengah masyarakat sekitarnya. Pada tahun 1907, KH Abdul Djabbar wafat, dan kepemimpinan pesantren diteruskan oleh Kyai Faqih Maskumambang. Berturut-turut, Pesantren Maskumambang dipimpin oleh KH Ammar Faqih, dan KH Nadjih Ahjad.

Dan saat ini, Pesantren Maskumambang diasuh oleh KH Nidlol Masyhud, seorang ulama muda yang gigih dalam menyebarkan dakwah di berbagai negara. Dalam sejarahnya, Pesantren Maskumambang, tak pernah berhenti melahirkan para dai dan guru-guru yang aktif berdakwah di tengah masyarakat.

Pesantren ini juga langganan mengirimkan dai-dainya ke Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) untuk dididik dan disebarkan ke seluruh pelosok Indonesia. KH Nidlol Masyhud saat ini memegang amanah sebagai Ketua DDII Kabupaten Gresik.

Dengan total santri lebih dari 1000 orang, Pesantren Maskumambang masih bertahan di tengah serbuan arus sekularisme dan materialisme. Perjuangan untuk mendidik para santri agar memiliki jiwa pejuang dakwah bukanlah hal mudah di zaman ini. Sebab, masyarakat menilai kesuksesan hidup terutama bukan dari aspek ilmu dan akhlak, tetapi aspek jabatan dan besarnya pendapatan.

            Para dai dan guru-guru agama tidak dipandang sebagai manusia mulia dan patut dibanggakan. Maka, biasanya, kuliah pendidikan dan guru kurang begitu diminati oleh banyak lulusan SMA yang pintar dan berasal dari keluarga kaya.     

Karena itulah, dalam acara wisuda sarjana pendidikan Islam itu, saya mengajak agar para sarjana pendidikan Pesantren Maskumambang itu bersyukur dan berbangga menjadi sarjana pendidikan.

            “Jangan kalian merasa rendah diri menjadi guru, sebab pekerjaan guru adalah pekerjaan yang paling mulia, karena melanjutkan pekerjaan Rasulullah saw,” begitu pesan saya untuk mereka.

            Karena menjadi guru adalah aktivitas paling mulia, maka Perguruan Tinggi yang melahirkan guru adalah Perguruan Tinggi yang layak mendapat ranking tertinggi. Sepatutnya, pesantren bangga dan memberikan ucapan selamat secara khusus jika santri-santrinya melanjutkan kuliah untuk menjadi guru. Apalagi kampus guru itu milik pesantren sendiri.

Pada kesempatan itu, saya menyampaikan pesan penting pendiri Pesantren Gontor Ponorogo, KH Imam Zarkasyi tentang kemuliaan seorang guru. Bahkan, orang yang mengajarkan ilmunya dengan ikhlas, insyaAllah, akan mendapatkan ganjaran yang terus mengalir (amal jariyah).

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/insyaallah,-pesantren-maskumambang-semakin-berkembang

 

 

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait